Dari Qatadah ra, dari Anas ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.’ (HR. Bukhari)

Sabtu, 31 Juli 2010

Inilah Menara Mesjid Yang Pertama Kali Didirikan

http://www.knowledgerush.com/wiki_image/f/f7/Egypt.Aswan.Mosque.02.jpg

Menara masjid udah tau kan ?? itu lho yang biasanya paling tinggi dan ada speaker utuk pengeras adzan.. nah tahu gak sih kapan pertama kali menara itu didirikan.. berikut ulasannya..

Menara (minaret)
adalah salah satu unsur arsitektural Islam yang dianggap penting pada bangunan masjid. Menara muncul dari kebutuhan pada panggilan untuk shalat. Suara muadzin dari atas menara diharapkan dapat di dengar dari jarak jauh.

Pada awal perkembangannya, Islam belum mengenal adanya bangunan menara pada masjid. Menurut sarjana Inggris terkemuka yang mengkaji arsitektur Islam, KAC Creswell, Masjid Quba yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah tak dilengkapi dengan menara. ”Pada saat Nabi Muhammad belum dikenal menara,” ungkap Creswell.

Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam 4: Pemikiran dan Peradaban disebutkan, semasa Rasulullah SAW hidup, panggilan untuk shalat dikumandangkan dari atap rumahnya di Madinah. Begitu pula pada era kepemimpinan Khulafa ar-Rasyidin, papar Creswell, masjid-masjid yang dibangun belum diengkapi dengan bermenara. Hanya saja ada semacam ruang kecil di puncak teras masjid sebagai tempat muadzin mengumandangkan adzan.

Lalu kapan menara masjid pertama kali dibangun? Laman Wikipedia menyebutkan menara tersebut dibangun di Basra pada tahun 665 Masehi sewaktu pemerintahan Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan. Muawiyah mendukung pembangunan menara masjid untuk menyaingi menara-menara lonceng di gereja.

Namun menurut Creswell, jejak menara di dunia Islam pertama kali ditemukan di Damaskus mulai tahun 673 M. ”Menara pertama kali berdiri di samping masjid 41 tahun setelah Nabi Muhammad SAW tutup usia,” tutur Creswell. Meski begitu, beberapa sarjana mengungkapkan, di rumah Abdullah ibnu Umar berdiri sebuah tiang. Dari atas tiang itu adzan dikumandangkan adzan sehingga bisa terdengar sampai jauh. Konon, tiang itu masih berdiri hingga abad ke-10 Hijriyah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOZ0l2ORUkMOyOIs9q8zPt6YDdVuMcqKZV4EVUwWtzvT86eshTZW8Qx2xlnwSfVpzwRaAZVwgLUs_X51lfX4VZH2drQGJGoYCcXtuxNPKX80JGAC2QnFBM_2_CkFoQfx4sJX1rhi3eluQt/s400/aswan+mosque.JPG


Menara masjid Aswan di Mesir


Sekitar tahun 703 M atau 91 H, Umar ibnu Abdul Aziz juga telah membangun empat menara di setiap sudut Masjid Nabawi. Setiap menara tingginya mencapai sembilan meter. Melalui menara itu, muadzin bisa mengumandangkan panggilan shalat. Sementara itu, Ensklopedia Britanicca menyebutkan, menara masjid tertua di dunia terdapat di Kairouan, Tunisia yang dibangun antara tahun 724 M hingga 727 M.

Tradisi Byzantium

Versi lain menyebutkan, Khalifah Al-Walid I (705-715) dari Bani Umayyah merupakan pemimpin muslim pertama yang memasukkan unsur menara sebagai salah satu unsur khas dalam arsitektur masjid. Semasa berkuasa, Al-Walid I memang dikenal sebagai pemimpin yang punya selera dan kepedulian tinggi dalam rancang bangun arsitektur.

Tradisi membangun menara ini diawali ketika Al-Walid I memerintahkan pemugaran bekas bangunan basilika Santo John menjadi sebuah masjid besar, yang kemudian menjadi Masjid Agung Damaskus. Awalnya, pada bekas bangunan basilika tersebut terdapat dua buah menara yang berfungsi sebagai penunjuk waktu, lonceng pada siang hari dan kerlipan lampu pada malam hari.
http://images.travelpod.com/users/sabenafrica/1.1254132797.the-main-mosque-in-aswan.jpg

Menara itu merupakan salah satu ciri khas bangunan Byzantium. Dalam Ensikopedia Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve (IBVH) disebutkan, asal-usul menara sebagai sebuah bangunan arsitektural mungkin didasarkan pada satu ada campuran beragam sumber. Ada yang menyebutkan berasal dari menera api simbolis Zoroaster hingga menara pengawas Romawi, mercu suar pantai, hingga gereja.

Namun, terlepas dari mana asal-muasalnya, Khalifah Al-Walid I amat tertarik untuk mempertahankan kedua menara yang bertengger di basilika Santo Jhon itu. Bahkan, untuk mempertegas wibawa dan kemegahan Masjid Agung Damaskus itu, dia kemudian membangun lagi sebuah menara di sisi utara pelataran masjid (tepat di atas Gerbang al-Firdaus). Menara itu pun biasa disebut Menara Utara Masjid Damaskus.

Setahun kemudian (706 M), Khalifah Al-Walid I memutuskan memugar Masjid Nabawi di Madinah. Awalnya, masjid itu tak dilengkapi satu menara pun. Atas perintah Al-Walid I, para arsitek mulai membangun menara masjid sebagai tempat muadzin untuk mengumandangkan adzan. Bentuk menara pada Masjid Nabawi dan menara utara Masjid Damaskus sangat mirip, terutama pada ornamen kubah puncak menara yang ramping.

all-mistery.blogspot.com
Leia Mais

Buku “Ayatur Rahman Fii Jihadil Afghan”, Buku Legendaris Penyemangat Jihad

Buku “Ayatur Rahman Fii Jihadil Afghan”, Buku Legendaris Penyemangat Jihad 
Siaya yang tidak kenal dengan Syekh Abdullah Azzam? Siapa pula yang belum tahu buku beliau berjudul "Ayatur Rahman Fii Jihadil Afghan" ? Syekh Abdullah Azzam adalah seorang ulama sekaligus mujahidin yang menggelorakan kembali kewajiban jihad di abad modern, terutama di bumi Afghanistan. Sedangkan buku "Ayatur Rahman Fii Jihadil Afghan" adalah buku karya beliau yang melegenda. Sudah tidak terhitung lagi banyaknya pemuda yang berangkat jihad ke Afghanistan setelah membaca buku ini, termasuk almarhum Imam Samudra. Sudahkah Anda membacanya ?
Karamah Jihad Di Bumi Afghan
Secara harfiah buku karya Syekh Abdullah Azzam "Ayatur Rahman Fii Jihadil Afghan" ini berarti tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam jihad Afghan. Buku ini memang menceritakan kisah nyata tentang berbagai karamah dalam kancah jihad Afghanistan.
Buku ini tentu saja akan menjadi kisah yang menggugah sekaligus menguatkan keimanan kita semua akan kewajiban jihad dan besarnya pahala yang akan diterima. Buku ini juga akan menambah keyakinan kita semua dan membuat kita 'melek' akan karamah dan kemuliaan yang Allah SWT berikan kepada para mujahid.
Berikut sebagian contoh karamah-karamah tersebut :
 "Berkali-kali aku menyaksikan burung-burung itu. Mereka datang dan terbang di bawah pesawat-pesawat musuh untuk melindungi mujahidin dari serangan mereka."
"Pernah kami diserbu oleh pasukan tank sebanyak 120-an buah dan itu pun masih ditambah mobil yang banyak jumlahnya. Apesnya, peluru kami tiba-tiba habis. Maka kami hanya bisa pasrah seandainya nanti tertangkap dan menjadi tawanan. Satu-satunya jalan bagi kami hanya kembali kepada Allah SWT dan berdoa memohon pertolongan-Nya. Namun sekonyong-konyong, rentetan senjata mesin dan lontaran bom menyerbu dan menghujani barisan tentara komunis. Serangan itu begitu mendadak dan mengepung mereka dari segala arah, sehingga tentara Komunis pun tak berkutik dan akhirnya menyerah kalah. Padahal saat itu tidak ada seorangpun selain kami. Itu adalah malaikat."
"Kami bersama 3000 mujahid berada di sebuah markas militer, tiba-tiba datang pesawat musuh seraya menjatuhkan kurang lebih 300 bom. Namun tidak ada satu pun bom-bom itu meledak. Selanjutnya kami angkut bom-bom itu ke Kuwaitah di Pakistan yang dihuni para mujahidin."
Subahanllah....Allahu Akbar!
Syekh Abdullah Azzam, Sang Legendaris Penyemangat Jihad
Dr. Abdullah Azzam, dalam buku "Ayatur Rahman fii Jihadil Afghan" mengulas ragam karamah dan keajaiban yang dialami mujahidin Afghan. Tidak pelak lagi, buku ini telah mengajak ribuan pemuda Islam untuk berangkat jihad ke Afghanistan. Mereka ingin benar-benar menjadi saksi keajaiban itu.
Dalam buku tersebut juga terdapat cerita tentang dua puluhan orang mujahidin yang sukses membuat ribuan pasukan Rusia bersenjata lengkap, kocar-kacir. Atau kisah seorang bocah yang memamerkan korek api di depan tank Rusia yang sudah siap tembak. Mereka juga lari terbirit-birit. Atau kisah satu kuadron jet tempur Rusia yang jatuh karena tembakan sebuah pistol yang dibumbui kalimat takbir, Allahu Akbar!!!.
Seorang mujahidin bernama Abdulmannan menceritakan pengalaman yang dialami salah seorang rekannya. "Dalam sebuah pertempuran di batas desa, seorang mujahid bernama Amirjan gugur. Musuh berhasil menghalau kami dan memasuki desa. Kemudian putra Amirjan yang masih berumur tiga tahun keluar rumahnya dengan membawa korek api lalu menghadap tank musuh yang sedang berjalan. Komandan pasukan musuh bertanya apa maksud anak kecil itu menghadap tanknya. "Si kecil ini hendak membakar tank kita dengan korek apinya," kata sang prajurit.

Keberanian lain yang dikaruniakan Allah pada para mujahidin Afghan juga terwujud ketika pasukan komunis dengan persenjataan lengkap dan tank-tanknya mengepung sebuah masjid yang dijadikan tempat berlindung para mujahidin. Kemudian datanglah seorang wanita ke depan masjid dan berdoa, "Ya Allah, apabila Engkau akan memberikan kekalahan pada para mujahidin yang ada di dalam sana. Maka jadikanlah aku sebagai tumbal untuk menyelamatkan mereka." Benar saja, wanita itu tewas diberondong peluru tentara musuh dan para mujahidin bisa menyelamatkan diri.

Maulawi, salah seorang komandan mujahidin, menuturkan peristiwa luar biasa yang dialaminya. Di daerah Syathura, mujahidin yang hanya berkekuatan 25 orang digempur oleh musuh yang berkekuatan ribuan orang. Pertempuran sengit terjadi selama empat jam, dengan kemenangan di pihak mujahidin. Musuh yang tewas sebanyak 80 orang dan 26 tertawan. Maulawi bertanya kepada salah seorang tawanan, "Kenapa kalian cepat sekali menyerah?" Sang tawanan itu berkata, "Pasukan tuan dengan senapan mesin buatan Amerika menghujani kami dengan bom dari empat penjuru mata angin, bagaimana kami bisa menang dalam pertempuran." Maulawi mendengarkan jawaban itu dengan penuh heran. Sebab, pasukannya hanya memakai senapan sederhana, bukan meriam, apalagi senapan mesin buatan Amerika. Dan ia hanya menyerang dari satu arah, bukan empat arah.
Subhanallah, demikianlah karamah Allah turun di bumi jihad Afghanistan. Kisah nyata yang ditulis oleh Syekh Abdullah Azzam, sang legenda penyemangat jihad dan dituturkan oleh jalur riwayat yang benar dari orang-orang yang jujur dan mengalaminya sendiri. Maka, sebuah karunia yang besar jika kita bisa ikut menyaksikan dan membaca kisah-kisah nyata tersebut, sebagai sebuah berita gembira yang mengisyaratkan kemenangan mereka, para mujahidin. Insya Allah!
Wallahu'alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)
Dapatkan buku Ayatur Rahman Fii Jihadil Afghan di :
Islamic City Bookstore
Harga : Rp. 30.000,-
Harga di Islamic City : Rp 27.000,-
Format Pemesanan : Ketik "JudulBuku" "Jumlah" "Alamat Pemesanan"
Kontak segera Islamic City Bookstore : 021-7490690, SMS 021-99966357, 021-95588665
Pembelian bisa transfer ke Rekening Islamic City, Bank Syariah Mandiri, a.n Hendra Setiadi, qq Islamic City, No Rek : 0177068031
Info lengkap klik di : www.theislamiccity.com
 
 
Leia Mais
 
Template designed using AgungKarebaTemplate Cinemateca, Criado Por: AgungKareba.