Demi Gaza, ia rela ditangkap dan beresiko dideportasi Israel, dan terancam tak bisa menemui ibunya selama 10 tahun
Hidayatullah.com & Sahabat Al-Aqsha.com--Dron Peiler, Pengurus organisasi European Jews for Justice, mengaku rela dilarang memasuki Israel untuk mengunjungi ibunya. Demikian dikatakannya dalam jumpa pers di press room Kapal Mavi Marmara, 29/5.
Dron mengaku, beberapa hari terakhir ini dia sering diwawancara oleh media Israel, apakah dia tidak takut jika ditangkap oleh tentara Israel. Dron tahu, resiko jika dia ditangkap dan dideportasi oleh Israel, dia akan dilarang untuk memasuki Israel selama sepuluh tahun. Sedangkan ibunya yang berusia 70 tahun masih tinggal di Israel.
“Jadı, saya siap ambil resiko tidak bisa berjumpa dengan ibu saya,” kata Dron yang juga koordinator Ship to Gaza, Swedia inı.
Harapkan keajaiban
Pissias Eusyelos, koordinator Ship to Gaza, Yunani mengatakan, besok 30/5, memasuki fase terakhir misi inı. Meski Israel masih membatu untuk menggagalkan misi kafilah kebebasan Freedom Flotilla merapat ke Gaza, dia masih berharap akan ada keajaiban. "Mungkin Israel akan sadar bahwa mereka harus mengubah strategi," kata Pissias.
Pissias mengatakan, sikap pemerintah Yunani semakin jelas tidak mendukung misi kafilah kebebasan. Sebab itu, katanya, kita harus menentang sistem tersebut. Tapi dia juga mengatakan, hasil kampanye yang dilakukannya didukung mayoritas rakyat Yunani.
"Lebih dari 90 persen rakyat Yunani mendukung kita. Mereka bersama kita," pungkas Pissias. [dzikrullah, Santi Soekanto, Surya Fachrizal/www.hidayatullah.com]
Keterangan foto: Salah satu kegiatan jews for justice
Salurkan Bantuan Anda untuk Palestina melalui; Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com
Hidayatullah.com & Sahabat Al-Aqsha.com--Dron Peiler, Pengurus organisasi European Jews for Justice, mengaku rela dilarang memasuki Israel untuk mengunjungi ibunya. Demikian dikatakannya dalam jumpa pers di press room Kapal Mavi Marmara, 29/5.
Dron mengaku, beberapa hari terakhir ini dia sering diwawancara oleh media Israel, apakah dia tidak takut jika ditangkap oleh tentara Israel. Dron tahu, resiko jika dia ditangkap dan dideportasi oleh Israel, dia akan dilarang untuk memasuki Israel selama sepuluh tahun. Sedangkan ibunya yang berusia 70 tahun masih tinggal di Israel.
“Jadı, saya siap ambil resiko tidak bisa berjumpa dengan ibu saya,” kata Dron yang juga koordinator Ship to Gaza, Swedia inı.
Harapkan keajaiban
Pissias Eusyelos, koordinator Ship to Gaza, Yunani mengatakan, besok 30/5, memasuki fase terakhir misi inı. Meski Israel masih membatu untuk menggagalkan misi kafilah kebebasan Freedom Flotilla merapat ke Gaza, dia masih berharap akan ada keajaiban. "Mungkin Israel akan sadar bahwa mereka harus mengubah strategi," kata Pissias.
Pissias mengatakan, sikap pemerintah Yunani semakin jelas tidak mendukung misi kafilah kebebasan. Sebab itu, katanya, kita harus menentang sistem tersebut. Tapi dia juga mengatakan, hasil kampanye yang dilakukannya didukung mayoritas rakyat Yunani.
"Lebih dari 90 persen rakyat Yunani mendukung kita. Mereka bersama kita," pungkas Pissias. [dzikrullah, Santi Soekanto, Surya Fachrizal/www.hidayatullah.com]
Keterangan foto: Salah satu kegiatan jews for justice
Salurkan Bantuan Anda untuk Palestina melalui; Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com