Ancaman Israel dan masalah teknis telah memaksa keterlambatan terhadap 'Freedom Flotilla' atau armada Kebebasan, misi bantuan kemanusiaan multinasional menuju Jalur Gaza.
Ratusan aktivis kemanusian dari 50 negara yang naik sembilan kapal sedang dalam perjalanan ke Gaza. Mereka membawa 10.000 ton bantuan kemanusiaan dan bahan bangunan untuk mematahkan blokade yang dikenakan Israel terhadap Jalur Gaza.
Sekitar 750 aktivis kemanusiaan dari armada Kebebasan, termasuk MER-C dari Indonesia, berniat untuk memasuki Gaza melalui jalur laut.
Israel telah menyebut gerakan iitu sebagai "akrobat politik murahan" dan mengancam akan mengalihkan kapal ke pelabuhan selatan Asdod dan menahan kapal tersebut.
Media Israel telah memberitakan bahwa para aktivis akan ditahan jika mereka mencoba untuk memasuki Gaza.
"Kami telah mengubah koordinat dua kali karena menurut laporan, Israel telah mengancam akan menangkap kapal Turki sehingga kami memutuskan untuk menunda agar semua kapal dapar berlayar bersama-sama," Audrey Bomse dari Free Gaza Movement, kooordinator dalam misi ini, seperti yang dikutip oleh AFP pada hari Jumat.
"Hal ini telah menunda semuanya sehari karena perubahan koordinat membutuhkan waktu. Ada juga kesulitan teknis dengan salah satu kapal sehingga kami harus memindahkan penumpang dari kapal itu ke kapal Turki," tambahnya.
[muslimdaily.net/ptv]