RIO DE JANEIRO (Berita SuaraMedia) – Seorang pastor Polandia di Brazil ditangkap karena tuduhan pedofilia dan mengubah rumahnya menjadi “sel erotis” yang dijadikannya tempat mengorganisasi pesta seks dengan para remaja, demikian dilaporkan oleh media Brazil.
Sang pastor, yang hanya disebut dengan inisial MMS adalah “seseorang yang secara kompulsif menyukai hubungan dengan anak remaja,” kata hakim yang mengawasi kasus tersebut, Alexandre Abrahao Teixeira, dalam putusannya meminta untuk memberikan perintah penangkapan preventif pada hari Jumat.
Pastor tersebut menjalankan sebuah gereja di sebelah barat negara bagian Rio de Janeiro dan menggunakan otoritas spiritualnya kepada kalangan anak muda untuk memangsa mereka, kata hakim tersebut.
Rumah sang pastor diubah menjadi “semacam sel erotis untuk dijadikan tempat pesta seks,” katanya.
Investigasi tersebut dibuka pada tahun 2007 ketika seorang remaja mengatakan kepada polisi mengenai penyimpangan sang pastor.
Jika terbukti bersalah, sang pastor terancam hukuman penjara selama 10 tahun.
Para petinggi gereja di negara bagian tersebut menolak mengomentari kasus tersebut, yang, jika terbukti benar, akan semakin menambah daftar skandal pedofilia yang melibatkan para pastor Katolik di beberapa negara, yang membuat Vatikan merasa tidak nyaman.
April lalu, polisi Brazil menangkap seorang pastor berusia 83 tahun setelah dalam sesi rapat dengar pendapat kongres diungkapkan bahwa sang pastor telah melecehkan anak laki-laki yang paling muda umurnya baru 12 tahun, semakin memantik skandal yang melibatkan pada pastor Katolik Roma di seluruh kawasan Amerika Latin.
Tuduhan pedofilia terhadap Monsinyur Luiz Marques Barbosa tersebut merupakan salah satu skandal seks yang paling mengerikan yang menghantam gereja, semakin didorong oleh ditayangkannya rekaman hubungan antara Barbosa dengan remaja 19 tahun yang tersebar luas di internet.
Senator Magno Malta, anggota parlemen Brazil yang memimpin penyelidikan pelecehan seksual tersebut, mengatakan penahanan Barbosa menjadi tonggak awal upaya melawan pelecehan anak-anak di Brazil.
Namun, penangkapan Barbosa dilakukan di tengah hujan tudingan pelecehan terhadap para pastor terhadap anakanak, ditambah dengan pernyataan kontroversial dari orang kepercayaan Paus benediktus XVI di Chili, yakni bahwa homoseksualitas dan tidak mematuhi aturan selibat merupakan alasan utama terjadinya pelecehan, meski kaum wanita Amerika Latin juga mengaku pernah dilecehkan oleh para pastor.
Skandal-skandal tersebut masuk dalam tajuk utama pemberitaan di seluruh Brazil, negara yang memiliki Gereja Katolik Roma dalam jumlah terbesar dibanding negara lain di dunia, dan perhatian media tercurah pada aktivitas seksual para pastor di Eropa dan AS, ditambah dengan tudingan terhadap mereka di seluruh Amerika Latin.
Bulan lalu, para pejabat gereja di Uruguay mengkonfirmasikan bahwa mereka belum mengungkapkan keberadaan seorang pastor yang diberhentikan dan pulang kepada keluarganya di Utuguay setelah seorang biarawati menudingnya memerkosa tiga orang anak di Bolivia. Dan seorang pastor di Chili tersandung delapan kasus pelecehan terhadap anak-anak, termasuk seorang gadis yang menjadi jemaatnya.
Bulan Maret lalu, seorang wanita Meksiko mengatakan bahwa seorang pendiri ordo religius Katolik konservatif yang telah meninggal telah melecehkan satu daru dua putranya dengan sang pastor. Legiun Kristus, ordo yang didirikan oleh Bapa Marcial Maciel mengakui satu tahun sebelumnya dalam sebuah kasus terpisah bahwa Maciel telah melecehkan para anggota seminari.
Dari bagian dunia lainnya, kantor berita Associated Press bulan lalu mengatakan para wartawannya telah menemukan 30 kasus tuduhan pelecehan oleh para pastor yang dipindahkan atau dikirim ke luar negeri oleh gereja dan mampu lolos dari sejumlah investigasi polisi. Banyak di antara mereka yang mendapatkan akses terhadap anak-anak di negara lain, dan kembali melakukan pelecehan. Penyelidikan dilakukan di 21 negara di enam benua.
Di Brazil, Hakim Romulo Vasconcelos mengatakan kepada Globo TV bahwa dirinya meminta agar Barbosa segera ditahan karena khawatir bahwa sang pastor mungkin saja kabur dari negara tersebut.
Para penyelidik kongres mengatakan ada lebih dari 20 saksi mata yang dipanggil dan sebagaian bersaksi bahwa Barbosa dan dua pastor lainnya di keuskupan agung timur laut yang telah melecehkan anak laki-laki yang bahkan baru berusia 12 tahun, menyogok mereka dengan uang, pakaian, dan hadiah-hadiah lain. (dn/sh/3n) www.suaramedia.com