YERUSALEM TERJAJAH (Berita SuaraMedia) – Yayasan Aqsa untuk Warisan dan Amal (AFEH) mengatakan bahwa otoritas penjajah Israel (IOA) tengah melakukan penggalian baru di sebelah barat Masjid Al-Aqsa, di wilayah yang dikenal dengan nama Kolam Sultan.
Dalam pernyataan yang dirilis hari Selasa, AFEH mengatakan IOA mengklaim telah menemukan “barang peninggalan” dari era “kuil kedua” dan oleh karena itu melanjutkan aktivitas penggalian.
Yayasan tersebut mengatakan, IOA mengendalikan kawasan tersebut sejak tahun 1948 dan menghancurkan sebagian area itu, Israel bahkan mengubah kolam itu sendiri menjadi taman umum dan teater terbuka.
Menteri Awkaf di Gaza, Dr. Taleb Abu Shaar, mengecam penggalian yang dilakukan IOA, ia mendesak para penduduk Palestina, Arab, dan Islam untuk melakukan intervensi guna menghentikan kejahatan Israel terhadap sejarah Arab dan Islam di Yerusalem.
Yehiel Zelinger, arkeolog Israel yang bertanggung jawab atas penggalian tersebut, pada 11 Mei lalu mengatakan bahwa penemuannya “spektakuler.” Tim penggali Israel mengklaim menemukan bagian-bagian dari jembatan dan peninggalan yang mengalirkan air ke kuil dalam periode “kuil kedua.”
Menurutnya, ketika itu diperkirakan ada 50.000 Yahudi yang kembali dari pengasingan di Babilonia dan “membangun kuil kedua” di atas “kuil pertama” yang hancur.
“Kami betul-betul menggali peninggalan di sini, yang menghubungkan Betlehem hingga ‘kuil’,” kata Zelinger dalam penggalian yang disebutnya sebagai “penggalian penyelamatan” dan dimulai dua minggu sebelumnya.
Penggalian Israel di Silwan, rumah dari 55.000 penduduk Palestina, yang dijajah Israel bersama Yerusalem Timur pada 1967, bahkan dijadikan objjek wisata. Sering terlibat turis-turis Barat keluar masuk lokasi penggalian dan melihat-lihat proyek penggalian yang diklaim Israel sebagai penggalian mencari “Kota David.”
Silwan saat ini merupakan salah satu lokasi “panas” karena terjadi benturan antara hak-hak penduduk asli Palestina, dan rencana penjajah Israel untuk kawasan tersebut, rencana yang dilakukan melalui serangkaian perkiraan administratif, koalisi rahasia, dan proyek progresif, tidak ada yang bisa berjalan tanpa aliran dana dari Barat kepada Israel.
Gerakan Hamas pada awal Maret lalu menyerukan kepada negara-negara Arab dan Muslim untuk menghentikan semakin meningkatnya upaya-upaya Israel untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa. Hamas juga menyerukan kepada dunia internasional untuk memaksa Israel menghentikan penjajahan terhadap tanah Palestina serta tempat-tempat suci.
Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, memperingatkan bahwa meningkatnya upaya Israel tersebut ada hubungannya dengan skema berbahaya Zionis untuk meyahudikan kota Yerusalem terjajah dan menghancurkan Masjid Al-Aqsa.
Barhoum menambahkan bahwa Israel sudah sejak lama memulai skema busuk tersebut, ketika negeri Zionis tersebut semakin meningkatkan aktivitas pemukiman Yahudi ilegal, mengusir rakyat Palestina dan menghancurkan rumah-rumah mereka, mencabut kartu identitas mereka, masuk dan menodai Masjid Al-Aqsa dan melakukan Yahudisasi terhadap nama-nama jalan di kota suci tersebut.
Barhoum menegaskan, serangan-serangan terbaru Israel terhadap Al-Aqsa, Yerusalem dan para penduduknya dilakukan untuk mewujudkan yang pernah dideklarasikan perdana menteri Israel, untuk mewujudkan terciptanya “negara Yahudi.”
Juru bicara Hamas tersebut mengatakan, sikap acuh dunia Arab dan Muslim terhadap kebiadaban di kota suci tersebut, ditambah dengan persekongkolan pemerintah Palestina, semakin membuat Israel berani melakukan penistaan terhadap Masjid Al-Aqsa.
Dalam sebuah pernyataan pers, sekretaris jenderal dewan legislatif Palestina (PLC), Mahmoud Al-Ramahi, pada hari yang sama memperingatkan bahwa serangan-serangan Israel terhadap situs-situs suci Islam di Yerusalem dan Tepi Barat akan membangkitkan Intifada ketiga untuk melawan Israel.
Ramahi menambahkan, pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Israel semakin menyeret kawasan Timur Tengah ke dalam kemerosotan dan ketidakstabilan. Ia mendesak rakyat Palestina di Yerusalem untuk mempertahankan Al-Aqsa dari serangan pemukim Yahudi dan pasukan Israel.
Dalam sebuah pernyataan terpisah, PLC mengatakan bahwa kerjasama pemerintah Palestina dan Israel terhadap rakyat Palestina dan gerakan perlawanan di Tepi Barat semakin mendorong para pemukim Israel untuk meningkatkan serangan terhadap Masjid Al-Aqsa. (dn/pi/gd/sm) www.suaramedia.com