Dari Qatadah ra, dari Anas ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.’ (HR. Bukhari)

Rabu, 02 Juni 2010

Bagaimana Membantu Palestina Tanpa Resiko !

freedom for palestine
 
Eramuslim.com-Rakyat Mesir tahu, baru sekitar satu setengah tahun yang lalu, mereka merasa sesak dan tak berdaya ketika Gaza diserang dan dihancurkan. Mereka berontak, ingin sekali melakukan sesuatu untuk orang-orang Palestina, tapi apa daya, Israel begitu kuat "cengkeramannya" terhadap negara itu.

Bukan hanya di Mesir, tapi juga di negara-negara Arab lainnya yang notabene dekat dengan Israel. Padahal, dibandingkan dengan negara-negara Arab yang ada, Israel hanya sebuah negara (hasil rampasan) yang relatif kecil. Dan mungkin, inilah yang ada dalam pikiran orang-orang di sini dan di sana, di setiap negara "tertindas" ... Melakukan aksi demo adalah risiko besar yang berakhir dengan patahnya salah satu tulang iga, atau mungkin dalam penjara.

Bagi mereka yang tidak bisa protes untuk alasan ini atau alasan fisik atau non-fisik lainnya; mungkin catatan di bawah ini bisa membantu... Dengan menggaris-bawahi beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam kehidupan normal kita sehari-hari. Sebagian besar dari kita mungkin, tapi mungkin akan selalu perlu diingatkan. Sekecil apapun usaha kita, memberi arti.

1. Bangunlah kembali kesadaran! Dengan teman-teman Anda di tempat kerja, universitas, .. dan dengan segala cara yang mungkin kita tahu dan setiap cara yang mungkin kita bisa lakukan!

2. Boikot! Boikot barang Zionis, perusahaan & pendukung Zionis. Ingat, kita tidak akan mati kelaparan atau kehausan jika (misalnya) kita membeli makanan cepat saji atau tidak minum sebuah merek soft drink yang jelas-jelas mempunyai afiliasi dengan Yahudi Israel. Tapi jika kita membelinya, maka mungkin akan ada anak-anak Palestina yang tengah sekarat karena satu sen yang kita keluarkan.

3. Berdoalah! Tidak peduli dimanapun dan siapapun Anda ... berdoa!

4. Investasi pada generasi berikutnya. Anak-anak hari ini adalah masa depan, anak-anak dewasa ini adalah hari esok.. Jika Anda mempunyai anak pastikan Anda membesarkan mereka dengan cara yang menakjubkan untuk menjadi seperti Anda atau bahkan lebih baik: mengajar mereka martabat, mengajar mereka untuk menjadi manusia yang sebenarnya dan mengajar mereka untuk melakukan segalanya untuk keadilan! ... Bahkan Jika Anda tidak punya anak, Anda masih dapat melakukannya dengan anak-anak lain dalam keluarga atau anak-anak dari teman-teman Anda.

5. Senyum! Ya!, senyum! walaupun dalam kondisi yang sulit. Orang-orang di luar sana, suka melihat kita bersedih, mereka senang melihat orang Islam putus asa. Jadi, ubahlah energi negatif menjadi energi positif! Kita selalu lebih kreatif, terorganisir dan aktif ketika kita sedang bahagia atau setidaknya tidak sedih.

6. Donasi. Tidak terlalu penting jika Anda kaya atau miskin .. donasi ... ... bahkan jika hanya bisa menyumbangkan setu sen saja!

7. Jika hati kita tidak tergetar karena peristiwa ini, mungkin sekarang saatnya kita bertanya pada diri kita, siapa kita sebenarnya.
Leia Mais

Penduduk Turki Menyeru Tuk Deklarasikan Perang Melawan Israel

Penduduk Turki Menyeru Tuk Deklarasikan Perang Melawan Israel
ISTANBUL (Arrahmah.com) - AKsi massa terjadi di Turki terkait dengan penyerangan yang dilakukan tentara zionis Israel terhadap kapal bantuan untuk penduduk Gaza.  Ribuan orang mengambil bagian dalam aksi ini, mereka memenuhi jalan utama di Istanbul, ibukota Turki.
"Ada maksud tertentu dalam serangan terhdap kapal Turki, karena terdapat kapal dari Swedia, Italia dan Yunani yang tidak diserang, mereka tidak memasuki Gaza, kapal Turki yang pertama," ujar harian Turki mengutip perkataan salah seorang pengunjuk rasa.

Terdapat laporan bahwa pemerintah Turki melakukan pertemuan darurat.  Perdana Menteri Turki, Recep T. Erdogan membatalkan kepergiannya ke Amerika Latin dan kembali ke Ankara.

Dalam aksi ini ribuan penduduk Turki menyerukan untuk perang melawan Israel.

Menteri Luar Negeri Turki sangat mengutuk keras kebiadaban yang dilakukan Yahudi ini.  Duta Besar Turki untuk Israel dipanggil kembali, kontak dihentikan, latihan militer dan acara olahraga yang diselenggarakan bersama Israel dibatalkan.

Yunani juga menghentikan kontak militer dengan Israel untuk memprotes penyerangan yang dilakukan Yahudi Israel.

Uni Eropa mendesak dilakukan investigasi atas kematian para aktivis kemanusiaan.  Banyak media termasuk media-media Barat mengutuk Israel atas pembunuhan ini.

Tentara Zionis menyerang kapal bantuan pada senin (31/5) pagi, sekitar 150 Km dari Gaza, dan ini berarti mereka masih berada dalam wilayah perairan internasional.

Sekitar 20 aktivis tewas, puluhan lainnya luka-luka (dilaporkan sekitar 30 sampai 50 orang yang terluka).  Kebanyakan dari mereka berada dalam kondisi kritis, dan kemungkinan jumlah korban tewas akan meningkat.

Hampir seluruh korban tewas adalah warga Turki.  Kapten kapal flotilla ini berada dalam kondisi kritis.

Salah seorang pemimpin Hamas, Sheikh Raed Salah juga mengalami luka serius.

Sebagian besar kapal bantuan untuk Gaza yang berasal dari negeri Muslim selalu diserang oleh Zionis Israel.  Ini membuktikan bahwa mereka, sangat berniat menghabisi, memerangi Muslim. (haninmazaya/arrahmah.com)
Leia Mais

Di Bulan Jupiter Ada Lautnya

 
Bulan Jupiter, Europa punya kandungan oksigen dalam air yang dapat menyokong kehidupan jutaan ton ikan. Sementara ikannya belum ketemu, ada keyakinan bahwa bulan jupiter itu punya kehidupan yang seperti kita kenal di bumi meskipun hanya dalam bentuk mikroba. Europa berukuran sama dengan bulan Bumi, punya laut berkedalam 160 km, punya patahan es dengan tebal beberapa mil. Seperti yang kita ketahui di Bumi, di mana ada air, maka ada kesempatan kehidupan.
Leia Mais

Tips Sehat Juwariyah Hingga Usia 130 Tahun: Tawakal, Doa dan Tahajud

JEMBER (voa-islam.com) - Di usia 130 tahun, Juwariyah, wanita tertua di Jawa Timur ini masih kuat ingatannya. Resepnya, pasrah terhadap kehendak Allah, rajin shalat malam dan mendoakan anak-anak dan cucunya.
Dalam usianya itu, wajah Juwariyah jernih. Tatapan matanya tak lamur. Pipinya kendur, tapi giginya tak semua tanggal. Ia tak ingat kapan persisnya dilahirkan, namun ia masih bisa mengingat: "Saya hidup di masa Ratu Wilhelmina dan Juliana."

Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau berkuasa di Kerajaan Belanda sejak 1890 hingga 1948. Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje-NassaU, anak Wilhelmina, menggantikannya pada tahun 1947.

"Bapak saya Bahrum," kata Juwariyah dalam bahasa Madura. Namun ia berusaha mengingat keras nama ibunya. Juwariyah tak pikun, dan mengurut nama saudara-saudaranya sembari menghitung dengan jemarinya. Ia anak keempat dari tujuh bersaudara.

Juwariyah dilahirkan di Pacitan, namun sudah lama tinggal di Dusun Krajan Desa Karangsono Kecamatan Bangsalsari. Bersama suaminya, Siraj, ia berdagang untuk menyambung hidup, di sebuah masa di mana 'tuan-tuan' berkuasa. Demikianlah Juwariyah menyebut para aparatur kolonial Belanda di masa itu.

Tuan-tuan itu berbuat semaunya. "Sawanun mati di dekat kebun bambu sana. Dibedil sama Tuan." Juwariyah mengenang salah satu tetangganya.

'Tuan-tuan' itu pergi, dan datanglah Nippon. Orang-orang bertubuh pendek seperti dirinya. Dengan bedil pula, Nippon memaksa warga desa menjadi romusha. Tenaga rodi. Juwariyah tak bisa menakar, mana yang lebih kejam antara Nippon dengan Tuan-Tuan. Namun para serdadu Nippon itu memang benar-benar mudah naik darah, bahkan oleh siulan kentut.

"Nenek saya ini pernah bilang, orang-orang yang antre bayaran kerja tak akan dibayar kalau kentut," Munah, cucu Juwariyah, bercerita. Juwariyah ikut tertawa, saat Munah menceritakan itu kembali.

Juwariyah melewati masa-masa kelam di Republik ini dengan selamat, dan merasakan masa-masa enam rezim di republik ini, di mana Soekarno, Soeharto, Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono bergantian jadi presiden. Ia selalu ikut pemilu dengan patuh, walau tak selalu tahu benar, siapa dan partai apa yang dipilihnya. Mungkin ia tak peduli, entahlah. Ia tak mengatakannya. Namun, ia tak tahu siapa presiden Indonesia hari ini. "Kalau Bung Karno, tahu."
Hari ini, usianya sudah 130 tahun. Bahagiakah Juwariyah karena panjang umur? Ia meneteskan air mata menyaksikan suaminya meninggal lebih dulu, tiga puluh lima tahun silam. Ia menyaksikan satu demi satu saudaranya mati, lima anaknya pergi, dan kawan-kawannya tak ada lagi.
...Juwariyah tak pernah sakit parah. Saat orang-orang kaya itu dilarikan ke klinik luar negeri, ia hanya diantarkan ke puskesmas oleh cucunya.  Jantungnya masih kuat."...
Juwariyah tak pernah sakit parah. Saat orang-orang kaya itu dilarikan ke klinik luar negeri, ia hanya diantarkan ke puskesmas oleh cucunya. Kadang kepalanya hanya pusing, kadang pinggangnya sakit. Mungkin encok. Cucunya cemas, dan menangis, Juwariyah akan pergi sebentar lagi. Namun sang perawat klinik hanya tersenyum. "Kenapa menangis? Jantungnya masih kuat."

Seorang pasien dengan nada guyonan, mungkin kagum, mungkin juga iri, lantas berceletuk: "Mungkin Malaikat lupa, jadi nyawanya tak dicabut."

"Saya apa kata Yang Kuasa. Kalau saya minum obat (maksudnya, bunuh diri minum racun, red.) lalu mati, nanti saya berdosa."

Juwariyah hanya menjalani hidup sederhana dan menerima apa adanya. Para tetangga masih memintanya untuk memijat anak-anak mereka yang sakit. Tangan dan jari jemarinya tak sekuat dulu. Namun, para tetangga itu mengharapkan doa dari perempuan tua yang menjalani hari-harinya dengan zuhud. Mereka memberikan beberapa ribu perak sebagai imbalan. Hari ini, ia menunjukkan selembar uang lima ribuan dan selembar sepuluh ribuan yang disimpannya di secarik kain yang dibuntal dan diikatkan di pinggang.

Juwariyah mencintai malam dibanding siang. Tengah malam, ia terjaga, menuju ke bilik mandi yang hanya ditutupi dengan kain kumal. Ia berdoa menyebut nama Allah, dan membiarkan air dingin membasahi tubuhnya. Lalu, ia menunaikan shalat malam. Sendirian. Doanya terdengar keras di keheningan: doa untuk anak-anak dan cucunya.
...Juwariyah mencintai malam dibanding siang. Tengah malam, ia terjaga, mandi lalu menunaikan shalat malam, dan berdoa untuk anak-anak dan cucunya....
Dalam sunyi, Juwariyah pernah tergoda untuk bertanya: "Kenapa saya masih dipelihara oleh Allah? Kenapa saya belum diambil."

Tak ada yang pernah tahu jawabnya tentu saja. Namun ia berbaik sangka: mungkin Tuhan memang menakdirkannya untuk menyaksikan zaman yang berubah. Ia teringat ucapan sang suami kepadanya: "Kelak kamu akan hidup di masa di mana ada suara tapi tak ada orangnya."

Juwariyah tak tahu apa yang dimaksud sang suami. Namun hari ini, kita tahu, apa yang dimaksudkan sang suami: radio. Dan, mungkin yang tak terpikir oleh sang suami: telepon seluler. [taz/beritajatim]
Leia Mais
 
Template designed using AgungKarebaTemplate Cinemateca, Criado Por: AgungKareba.