Dari Qatadah ra, dari Anas ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.’ (HR. Bukhari)

Sabtu, 19 Juni 2010

Mereka Seharusnya Menjadi Pembela, Bukan Pencela! (Risalah Terbuka Kepada Hizbut Tahrir Indonesia) Bagian 3



Mereka Seharusnya Menjadi Pembela, Bukan Pencela! (Risalah Terbuka Kepada Hizbut Tahrir Indonesia) Bagian 3
Inilah kisah Mendiang Zia Ul-Haq (semoga Alloh merahmatinya) …
 

























Kemudian ada juga berita-berita bohong tentang berbagai kemudahan dari Amerika untuk mujahidin. Sehingga dari mana saja semua orang bisa masuk ke Afghan melalui Pakistan. Seolah-olah Amerikalah yang memberi kemudahan. Marilah kita lihat siapa dibalik segala kemudahan itu. Alloh ternyata telah memberikan kemudahan melalui seorang “Pelayan Mujahidin” yaitu mendiang Zia Ul-Haq. Beliaulah orang dibalik segala kemudahan mujahidin. Melalui beliau Alloh berkenan memberikan perlindungan dan pertolongan bagi mujahidin. Melalui beliau mujahidin memperoleh rumah kedua (Peshawar) untuk mengorganisir jihad. Melalui beliau pintu-pintu masuk ke afghan dan pintu-pintu keutamaan jihad terbuka lebar. Demikian dekatnya beliau dengan mujahidin sehingga Amerika kegerahan.
Karena Zia Ul-Haq mereka anggap sebagai orang yang keras kepala dan tidak mau bekerjasama, maka tidak ada jalan lain bagi Amerika kecuali menyingkirkannya. Sebab mereka hendak mengambil buah dari Jihad Afghan. Tetapi ini tidak bisa mereka lakukan selama Zia Ul-Haq masih hidup, selama pimpinan Jihad masih hidup…maka jalan satu-satunya adalah membunuh mereka semua. Mereka mengira bahwa hidup dan mati ada ditangan mereka.
Sebagaimana diceritakan oleh salah seorang menterinya, dua bulan sebelum terbunuh, Presiden Zia Ul-Haq merasakan usaha pembunuhan terhadap dirinya, beliau mengatakan : “Pemerintah Amerika dan barat telah bersepakat untuk membunuh saya. Mereka menandatangani kesepakatan itu dalam sebuah lembaran”. Lalu beliau menemui keempat pimpinan faksi terbesar dan mengutarakan kemungkinan terburuk bahwa dirinya akan dibunuh, dan mengatakan kepada mereka, “ada rencana untuk membunuh saya dan kalian, saya tidak tahu siapa yang bakal menemui Alloh lebih dahulu, saya atau kalian”. Untuk mencoba menghindari upaya pembunuhan tersebut, beliau selalu mengajak duta besar amerika untuk menyertai setiap perjalanan beliau. Kenapa duta besar amerika? Karena beliau tahu bahwa Amerika-lah yang berkeinginan membunuhnya sehingga kalau Amerika merasa ada orangnya yang selalu berada didekatnya, mungkin Amerika akan membatalkan rencananya. Tapi karakter amerika tidak seperti itu, meskipun harus mengorbankan orangnya pembunuhan itu tetap harus dilakukan. Akhirnya mendiang Zia Ul-Haq menemui Syahidnya dalam peristiwa sabotase pesawat. Pesawat yang ditumpangi meledak ketika diudara. Banyak pihak bergembira dengan kematian beliau, terutama Amerika. Amerika tidak ingin api dan semburat cahaya jihad Afghan keluar dan merambah asia dan dunia melalui Pakistan. Maka jalan kepakistan harus ditutup lebih dahulu. Amerika telah menyiapkan pengganti mendiang Ul-Haq dari dinasti bhutto.  Didanai kampanye-nya, direkayasa pemilihannya agar dia naik tahta menggantikan Ul-Haq, maka mulailah masa sulit bagi mujahidin.
Kami berharap semoga Alloh mencatatnya kedalam golongan para syuhada’. Mudah-mudahan Alloh menerima amal baiknya dan mengampuninya dengan sebab pembelaannya terhadap jihad Afghan. Dan tiadalah beliau tewas melainkan dengan sebab jihad Afghan
Mengenai Taliban
Tidak luput pula adalah pembahasan mengenai Taliban. Betapa menyedihkan jika yang selalu saya jumpai adalah perkataan buruk tentang Taliban. Adakah saya dengar kebaikan Taliban dan bangsa Afghan dalam majelis-majelis? Alangkah sedikitnya, jika bukan tidak ada. Saya yakin bahwa mengaitkan kelahiran taliban dengan rekayasa amerika adalah salah besar. Mengatakan bahwa kelahiran Taliban dibantu oleh Amerika adalah kedustaan besar, sama dengan dua kedustaan besar sebelumnya.
Mari kita lihat apakah Taliban lahir dari rahim “setan besar” Amerika. Seharusnya dengan memperhatikan proses kemunculan Taliban dari sumber-sumber yang shohih dan terpercaya maka kita akan tahu siapa dibalik kelahiran Taliban. Taliban lahir dimasa-masa Amerika tengah tertawa bahagia diatas pertumpahan darah antar mujahidin. Mereka lahir di tengah perang saudara yang tengah digencarkan oleh Amerika, didanai oleh Amerika, di tiupkan Amerika dan dibesarkan Amerika.  Saat itulah muncul generasi yang mencoba memperbaiki keadaan tersebut.
Saat itu kejahatan merajalela, perampokan dan penganiayaan, tanpa ada yang bisa menghentikan karena faksi-faksi mujahidin disibukkan dengan pertikaian. Tahun 1981 pertikaian antar mujahidin sanggup dihentikan oleh ulama karismatik Ustadz Kamal Sanasiri. Amerika tidak senang dengan perdamaian ini yang kemudian mengeksekusi Ustadz Kamal dipenjara. Tetapi Alloh berkenan menyerahkan estafet penyatuan Mujahidin melalui Syekh Abdullah ‘Azzam. Pintu pertahanan terakhir inipun bobol dengan sabotase ranjau darat. Syekh Abdullah Azzam syahid terkena ranjau darat tahun 1989. Apa yang dikhawatirkan umat tentang pertikaian-pun terjadi pasca jatuhnya Kabul dan tumbangnya rezim Najibulloh. Seperti apa yang dikatakan Syekh Usamah Bin ladin :
“…Setelah itu Alloh memudahkan diantara dua kesempatan tadi dengan tegaknya daulah para santri dan tegaknya Negara thaliban serta menakdirkan perseteruan internal antar bangsa Afghan sendiri. Ini belangsung selama kurang lebih enam tahun. Lagi-lagi manusia menjadi tawanan hawa nafsu mereka, manjadi tawanan dari propaganda global yang justru mengumumkan perang, bukan memberikan solusi didalamnya, terhadap Thaliban, mereka juga memperburuk citra mereka. Dan propaganda global ini terkadang berefek buruk dan membawa dampak kurang baik bagi orang awam. Sedangkan selain orang yang menerima propaganda ini, hendaknya mereka menjadi “juru kampanye” serta menjadi orang-orang yang berada di garis depan untuk menolong dien ini dihadapan semua manusia, tanpa mau mengatakan bahwa kami juga ikut terpengaruh oleh propaganda global ini, mengenai Afghanistan yang tampil beberapa saat di Jazirah arab misalnya, atau diberbagai tempat dibelahan bumi ini.
Maka sikap lamban dalam membantu daulah Islam ini, meskipun namanya adalah daulah Thaliban; daulah para penuntut ilmu, merupakan isyarat yang tidak wajar, baik dalam pemahaman maupun dalam kejujuran mereka dan …Laa haula walaa quwwata illa billah, itu menurut kami, Wallohu a’lam.
( “Taujihat Manhajiyah” : Usamah bin Ladin, hal. 30-32)
Pertikaian yang berkepanjangan ini membuat penderitaan bangsa Afghan semakin parah. Dari rahim penderitaan dan tetesan darah bangsa Afghan inilah Taliban lahir. Ya… dari rahim penderitaan yang dimainkan oleh tangan culas Amerika ! Segolongan kecil santri dari Kandahar pada tahun 1994, dibawah pimpinan Mulla Muhammad Umar, mencoba bergerak melawan penindasan dan berkata  : “Tahanlah tangan kalian dan menyingkirlah dari medan. Bukalah kota-kota, lapangan-lapangan, jalan-jalan dan halaman-halaman, dengan sukarela atau dengan peperangan !” Sedikit demi sedikit mereka berhasil meraih hati rakyat Afghan karena keterikatan mereka dengan Islam dan akhlaq mereka yang mulia. Banyak kabilah yang dengan sukarela menyerahkan senjata mereka kepada Taliban, hingga akhirnya seluruh Kandahar dikuasai Taliban dan gubernurnya disingkirkan. Rakyat Kandahar dengan sukarela mengangkat Mulla Muhammad Umar sebagai amir mereka di Kandahar, sejak itu di Kandahar berlaku syariat Islam.
Dari Kandahar-lah Taliban bermula, yaitu wilayah dengan penduduk yang dalam sejarah tidak pernah goyah keimanannya. Sewaktu jaman raja Dzohir Syah, Amerika dan sekutu-sekutu  baratnya menekan dan memerintahkan Dzohir Syah untuk melarang penggunaan cadar, mereka katakan :”mau melarang wanita memakai cadar atau mau hilang kekuasaanmu!”. Lalu Dzohir Syah melaksanakan dengan patuh perintah mereka. Dengan pongah ia mencampakkan hijab wanita dibawah kakinya dan berkata : “Telah berakhir jaman kegelapan.” Maka mulailah ia merusak kaum wanita dengan melarang jilbab. Penduduk kandahar menolak keras kerusakan itu dan dijawab oleh Dzohir Syah dengan mengirimkan tentaranya. Meletuslah apa yang dikenal dengan Ma’rokatul Khimaar (perang cadar). Dan Kandahar menyumbangkan kurang lebih seribu penduduknya sebagai syuhada sebagai penolakan penghinaan terhadap diennya.
Alloh berkenan menurunkan pertolongannya kepada Taliban dengan bergabungnya faksi Syekh Yunus Kholis dan Jalaludin Haqqoni, sehingga daerah Khost dan Paktia jatuh ke tangan Taliban tanpa peperangan. Sebelum mencapai Kabul-pun taliban telah menunjukkan syiar Islamnya. Bagaimana mungkin Amerika membantu orang yang mau menerapkan syariat Islam? Jadi bagaimana mungkin kelahirannya dibidani oleh Amerika? Hingga akhirnya Kabul-pun jatuh ketangan Taliban setelah melalui penghianatan yang mengorbankan 1000-an mujahidin Taliban.
Melalui pertemuan 1500-an ulama Afghanistan, Mullah Muhammad umar dibaiat menjadi Amirul Mukminin Daulah Islam Afghanistan. Yang terjadi kemudian adalah penerapan syariat islam diseluruh wilayah yang dikuasai taliban.
Taliban bukanlah orang-orang asing yang tidak turut dalam jihad melawan Sovyet. Mereka adalah orang-orang yang dulunya juga turun ke medan jihad melawan Sovyet. Mereka kenal betul siapa-siapa musuh-musuh Alloh itu sehingga tidak mungkin mereka memberikan wala’-nya kepada musuh-musuh Alloh, apalagi kepada Amerika. Mullah Muhammad Umar adalah orang yang kehilangan satu matanya dalam jihad melawan Sovyet. Mereka bukanlah orang yang tidak tahu siapa pembunuh Ustadz Kamal Sanasiri, lantas dari jalan mana amerika membesarkan Taliban?
Inilah yang dikatakan Mullah Muhammad Umar kepada delegasi Arab Saudi dibawah pimpinan pangeran Taraki ketika hendak melobi Taliban untuk menyerahkan Usamah. “Alloh telah mengkaruniakan segala sesuatunya dengan sangat berlimpah, kenapa anda harus mengemis pada Amerika?” Kepada mereka yang mengatakan bahwa Taliban adalah bentukan Amerika saya ingin menanyakan, apakah ini ucapan yang keluar dari boneka Amerika?
Telah sampai berita kepada kami tentang bagaimana akhlaq Mullah Muhammad Umar. Ketika menyambut tamu-tamunya yang berkeinginan berdialog dengan Taliban, Mullah menyajikan roti sebagai hidangan untuk para tamunya. Mullah mempersilakan tamu-tamunya untuk memakan roti hidangan tersebut sementara beliau sendiri tidak mengambilnya sedikitpun. Para tamu-pun bertanya kenapa beliau tidak ikut menikmati hidangan tersebut? Beliau menjawab, “Saya tidak akan memakan roti seperti itu hingga seluruh rakyat Afghan bisa menikmati roti seperti itu.” Apakah ini akhlaq boneka Amerika?
Sebenarnya ada banyak pihak yang termakan propaganda palsu ini. Dua kutipan diatas adalah sebagai contoh saja. Berikutnya saya ambilkan contoh kutipan yang lebih parah lagi, dan kutipan ini dijadikan rujukan oleh guru-guru kepada murid-muridnya.
Lebih dari 1 juta orang terbunuh dalam perang sipil di Afghanistan dari tahun 1979-1992. AS sangat mendukung mujahidin, yang sangat kejam dan sadistis, sekaligus menyiapkan kekuatan Taliban yang didukung CIA untuk mendapatkan kekuasaan.
(“Fakta sebenarnya tragedi 11 September” : Jerry D. Gray, hal. 88)
Buku ini dijadikan rujukan oleh kebanyakan orang untuk menilai serangan WTC yang berbarokah itu. Kita lihat ucapan penulis tentang Mujahidin Afghan : yang sangat kejam dan sadistis. Laa Haula walla quwwata illa billah. Saya ingin bertanya, apakah persaksian orang seperti ini diterima dalam Islam? Apakah periwayatan (baca : berita) dari orang seperti ini diterima dalam Islam? Saya tidak hendak meninjau dari agamanya karena dalam biografi singkatnya tidak disebutkan agamanya, tetapi saya ingin melihat dari ucapan dan tuduhan kejinya tentang Mujahidin. Apalagi jika memperhatikan wawancara Jerry D Gray dengan Hizbut Tahrir di “Wawancara Pakar” (hiwar edisi 67, Al-Waie, Rabu, 1 maret 2006), saya tidak bisa mengambil kesimpulan tentang apa agama jerry. Mengapa bukunya dijadikan rujukan? dari buku inilah satu kelompok dari umat islam ikut-ikutan mengatakan : “kekuatan Taliban didukung CIA”. Atau buku ini yang mengikuti pernyataan berikut?
AS yang secara de facto merupakan pemain utama dalam pendongkelan kekuasaan Taliban (yang dulu juga mendorong dan memfasilitasi Taliban melalui Pakistan itu untuk mendongkel kekuasaan Rabbani) jelas memiliki andil besar dalam menentukan hasil-hasil konferensi Bonn (termasuk implementasinya), sekalipun atas nama PBB, dalam mengarahkan pemerintahan baru pimpinan Karzai. Ini tampak dalam pasal tambahan (Annex II) yang memberikan peranan PBB (baca: AS) selama periode pemerintahan peralihan, yaitu:…
( Al-islam, Edisi 87: Afghanistan Baru, Mau Kemana? Rabu, 26 Desember 2001)
Ada begitu banyak kebohongan tersiar, saya kasihan kepada mereka yang berusaha mencari kebenaran, tapi ternyata yang diikuti adalah orang-orang yang termakan kebohongan.
Inikah pernyataan Negara boneka CIA ?
“Negara Emirat Islam Afghanistan bersaksi kepada Alloh swt. dan rakyat Afghanistan bahwa mereka akan menerapkan syariat islam didalam semua transaksi dan perjanjian mereka, termasuk dengan negara-negara lain, kami tidak akan pernah sepakat dengan hal yang melanggar syariat. Tidak ada tekanan dan ancaman yang memaksa kami untuk melakukan hal yang anti-islam dan kami bersedia untuk berkorban demi menjunjung tinggi keyakinan karena muslim tidak selayaknya melanggar perintah Alloh swt.”
(Pernyatan kantor Mullah Muhammad Umar 18 November 1999.)
Kepada mereka yang mengatakan bahwa Taliban didukung oleh CIA saya ingin menanyakan, tolong dijawab dengan hati yang bersih dan logika yang lurus. Manakah yang lebih disenangi Amerika, keadaan pertumpahan darah antar Mujahidin ataukah bersatunya mujahidin di bawah satu kekuasaan Islam (Taliban). Saya yakin bahwa yang disenangi Amerika adalah pertumpahan darah antar mujahidin. Lantas bagaimana mungkin Amerika mau berganti dari keadaan yang disenangi kepada yang tidak disenangi. Dan apa lagi yang disukai oleh amerika ? Yakni saling tikam menikam antar muslim melalui lisan mereka ! melalui propaganda dan kebohongan ! Inilah upaya itu :Seekor ……….. diantara mereka adalah yang memperoleh jatah “tiga juta dolar” yang diberikan amerika secara khusus sebagai suap untuk para intelektual agar mereka mendukung sikap Amerika dan memperburuk citra Islam, Taliban dan Usamah bin Ladin. (Bukan…tapi perang terhadap Islam : Dr. Muhammad Abbas, hal. 189)
Dan inilah kegalauan amerika menyambut naiknya Taliban menjadi penguasa Afghanistan :
Saya hampir tidak mempercayai ucapan beberapa orang yang saya percaya bahwa pemerintahan maya –berbeda dengan pemerintahan yang tampak- di Amerika Serikat sangat terpukul ketika Taliban memegang tampuk kekuasaan di Afghanistan dan menghentikan penanaman ganja. Tetapi, ketidakpercayaan ini musnah ketika saya menyaksikan bahwa pasukan utama yang digunakan Amerika untuk memerangi Taliban dan Al-Qoidah adalah beberapa geng obat bius dan penanaman ganja kembali marak setelah pendudukan Amerika.
(Bukan…tapi perang terhadap Islam : Dr. Muhammad Abbas, hal. 145)
Lantas dari mana lagi jalan untuk mengatakan Taliban lahir dari rahim CIA? Dari jalan mana lagi mereka mengatakan Taliban besar karena dukungan Amerika? Kelak darah juga yang akan bersaksi dihadapan Alloh melawan ucapan-ucapan mereka.
Bersambung ke bagian 4.....
Oleh : Sam Fadil A
Jl. Dago Asri III no. J2, Komp. Istana Dago, Bandung
Email : fadil.ar@gmail.com
0818220921 / 08886046959 
Leia Mais

Sumber Hukum Dalam Berislam

Kita beriman dan meyakini bahwa argumentasi yang pasti dan hukum tertinggi adalah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan as-Sunnah, bukan yang lain. Seluruh perselisihan di antara kaum muslimin, harus dikembalikan kepada hukum Allah dan Rasul-Nya. Jika Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan suatu perkara, tak seorang pun boleh menawarnya.
Jaminan 'Ishmah (kemaksuman/terjaga dari dosa dan kesalahan) tak dimiliki oleh seorang pun sesudah Nabi shalaallahu 'alaihi wasallam. Kecuali ijma' (konsensus/kesepakatan) umat. Karena Allah telah menjamin kemaksuman umat ini dari bersepakat di atas kesesatan. Dan setiap kesepakatan umat haruslah ada dalil syar'i yang dijamin validitasnya untuk dijadikan sandaran.
Sebagaimana juga kita meyakini bahwa mengganti sumber hukum dari wahyu kepada hawa nafsu seperti yang dilakukan penganut faham sekuler, termasuk salah satu bentuk kesyirikan dan kekufuran terhadap ke-Esaan Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيم
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Hujurat: 1) Mereka dilarang berbicara dan berfatwa tentang sesuatu mendahului Rasulullah shalaallahu 'alaihi wasallam sehingga Allah memberi satu keputusan melalui lisan Rasul-Nya.
Allah Ta'ala berfirman,
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian." (QS. An-Nisa': 59)
Mengembalikan segala urusan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah tanda keimanan kepada Allah dan hari akhir. Dari dalil itu juga menunjukkan bahwa orang yang tidak mengembalikan urusan yang diperselisihkan kepada Allah dan Rasul-Nya termasuk yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak (pula) bagi perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al-Ahzab: 36) Jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu tak seorangpun boleh menyelisihinya, mencari alternatif, pendapat, atau komentar lain. Bagi seluruh orang beriman wajib menjadikan pendapat dan pilihannya mengikuti petunjuk dan keputusan Nabi shalaallahu 'alaihi wasallam.
Allah Ta'ala berfirman,
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah (cobaan) atau ditimpa adzab yang pedih." (QS. Al-Nuur: 63)
Maksudnya mereka menyelisihi perintah Nabi shalaallahu 'alaihi wasallam, yaitu jalan hidup, konsep, sunnah dan syariatnya. Seluruh perkataan dan perbuatan ditimbang dengan perkataan dan perbuatannya. Apabila sesuai diterima. Dan jika tidak, maka ditolak. Sedangkan maksud fitnah yang diancamkan adalah kekufuran, nifak, dan bid'ah yang sudah menghinggapi hati orang-orang yang menyimpang.
Allah Ta'ala berfirman,
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ
"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?" (QS. Asy-Syuura: 21)
Allah mengecam orang-orang yang tidak mau mengikuti agama yang lurus, yaitu agama yang telah Allah syariatkan kepada Rasul-Nya. Bahkan mereka mengikuti syariat yang telah dibuat oleh para syetan dan thaghut mereka. Berupa mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram dan bentuk-bentuk kejahiliyahan yang telah mereka buat-buat sebelumnya. Allah juga menjelaskan jikalau tak ada ketetapan sebelumnya untuk menangguhkan adzab hingga hari berbangkit sungguh mereka akan dihukum segera.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
"Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Yuusuf: 40)
Yusuf mengajak kedua teman penjaranya untuk berhukum hanya kepada Allah dan itu termasuk mentauhidkan Allah dengan ibadah. Dan sesungguh inilah dien yang lurus yang banyak tidak diketahui oleh manusia.
Sunnah sebagai hujjah (argumentasi hukum Islam)
Kita juga mengimani bahwa sunnah shahihah adalah hujjah. Mempercayai sunnah sebagai hujjah adalah keharusan dalam berislam. Tidak sah dan sempurna Islam seseorang tanpa mengimaninya.
Seluruh umat bersepakat bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terjaga dari sifat dusta dalam menyampaikan risalah. Artinya setiap yang beliau sampaikan itu sama dengan apa yang ada di sisi Allah. Karenanya, kita wajib berpegang teguh dengannya.
Allah Ta'ala berfirman:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى  إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (QS. An-Najm: 3-4)
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ  لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ  ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ  فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِين
"Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu." (QS. Al-Haaqqah: 44-47)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan umatnya agar berpegang teguh dengan sunnah-sunnahnya dan memperingatkan mereka agar tidak menyelisihinya. Para sahabat melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini. Mereka senantiasa komitmen mengikuti beliau dalam perkataan, perbuatan, dan ketetapannya. Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيم
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang membenci sunnahku bukan dari umatku." (Muttafaq 'Alaih)
Allah Ta'ala telah memerintahkan untuk beriman kepada Rasul-Nya, dan mewajibkan seluruh manusia untuk mentaatinya. Ini menuntut kemaksuman beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan setiap yang bersumber dari beliau sebagai hujjah (sumber hukum Islam) bagi umatnya.
فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالنُّورِ الَّذِي أَنْزَلْنَا وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (al-Qur'an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. At-Taghabun: 8)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ  وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya), dan janganlah kamu menjadi sebagai orang-orang (munafik) yang berkata: "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan." (QS. Al-Anfaal: 20-21)
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
"Katakanlah: 'Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir'." (QS. Ali Imran: 31)
وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga telah memberitahukan bahwa beliau maksum (terjaga) dari sifat dusta, apa yang diwahyukan kepada beliau adalah al-Qur'an dan sesuatu yang semisal dengannya. Sedangkan hukum yang beliau jelaskan dan syariatkan berasal dari Allah, bukan semata-mata dari pribadinya. Bahwa taat kepada beliau berarti taat kepada Allah dan durhaka kepada beliau berarti bermaksiat kepada Allah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah maksum, makanya setiap yang bersumber dari beliau dalam urusan agama menjadi hujjah. Oleh karena itu Allah mewajibkan  kita untuk mengimaninya dan mentaati seluruh perintahnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah maksum, makanya setiap yang bersumber dari beliau dalam urusan agama menjadi hujjah.
Dari al-Miqdad bin Ma'diyakrib, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ أَلَا يُوشِكُ رَجُلٌ شَبْعَانُ عَلَى أَرِيكَتِهِ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْقُرْآنِ فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَلَالٍ فَأَحِلُّوهُ وَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَرَامٍ فَحَرِّمُوهُ ، وَ إِنَّ مَا حَرَّمَ رَسُوْلُ اللهِ كَمَا حَرَّمَ اللهُ
"ketahuilah, bahwa aku diberi al-Qur'an dan yang semisal dengannya. Ketahuilah, bahwa akan datang seorang yang kenyang duduk di atas singgasananya berkata: 'berpegang teguhlah kalian dengan al-Qur'an ini. Perkara halal yang kalian dapatkan di dalamnya maka halalkanlah. Dan perkara haram yang engkau temui di dalamnya maka haramkanlah. Sesungguhnya apa yang diharamkan Rasulullah seperti yang diharamkan Allah." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim)
Dan dari al-'Irbadz bin Sariyah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan kami dan bersabda: "Masih adakah salah seorang kalian yang bersandar pada singgasananya menyangka bahwa Allah tidak mengharamkan apapun kecuali yang terdapat di dalam al-Qur'an ini. Ketahuilah, aku telah memerintahkan, menasihatkan, dan melarang banyak perkara sebanyak al-Qur'an atau lebih banyak lagi." (HR. Abu Dawud).
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ
"Siapa yang mentaatiku berarti dia telah mentaati Allah, dan barangsiapa yang mendurhakaiku berarti dia telah mendurhakai Allah." (Muttafaq 'alaih)
Bukti lain bahwa sunnah adalah hujjah (sumber ajaran Islam) adalah Al-Qur'an tak bisa diamalkan tanpa sunnah. Berapa banyak masalah dalam Al-Qur'an yang masih global tak bisa diamalkan kecuali harus merujuk kepada sunnah. Misalnya firman Allah Ta'ala: وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاة "dan dirikanlah shalat serta tunaikan zakat".  Dari ayat ini hanya bisa difahami tentang wajibnya shalat dan zakat. Tetapi, kita tak dapati di dalam Al-Qur'an keterangan tatacara shalat, waktu-waktunya, jumlah rakaatnya, dan kepada siapa diwajibkan. Dalam masalah zakat, tak kita dapati dalam al-Qur'an keterangan harta apa saja yang harus dizakati, nishab, takaran, dan syarat-syarat wajibnya. Semua itu tidak bisa diketahui kecuali melalui sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Al-Qur'an tak bisa diamalkan tanpa sunnah. Berapa banyak masalah dalam Al-Qur'an yang masih global tak bisa diamalkan kecuali harus merujuk kepada sunnah.
Pemahaman Salafus Shaleh Menjadi Argument Dalam Memahami Ayat dan Hadits
Kita meyakini generasi salafus shaleh sebagai rujukan dalam memahami nash-nash muhkamat dan qath'iyyat. Sebagaimana dahulu mereka menjadi rujukan terpercaya dalam mentransfer wahyu.
Apa saja yang telah mereka sepakati merupakan kebenaran yang tidak boleh ditawar. Tidak boleh memahami nash-nash wahyu dengan meninggalkan pemahaman mereka.
Allah Ta'ala berfirman,
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisa': 115)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "hendaknya kalian ikuti sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Pegangteguhlah sunnah-sunnah itu dengan kuat." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi, " . . . . umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga sekte, semuanya di neraka kecuali satu, yaitu al-jama'ah. Maksudnya apa yang aku jalankan kini bersama para sahabatku."
Mengikuti jalan hidup kaum mukminin, apa yang disunnahkan oleh para khulafaur rasyidin, dan apa saja yang telah ditempuh oleh para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah penyelamat dari segala bid'ah dan kesesatan.
(PurWD/voa-islam)
• Ditarjamahkan oleh: Badrul Tamam, dari kitab Maa Laa Yasa' al-Muslima Jahluhu, karya DR. Abdullah Al-Mushlih dan DR. Shalah Shaawi.
Leia Mais
 
Template designed using AgungKarebaTemplate Cinemateca, Criado Por: AgungKareba.