Dari Qatadah ra, dari Anas ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.’ (HR. Bukhari)

Minggu, 06 Juni 2010

Kesesatan Ajaran “Penyatuan Agama”

Segala puji hanyalah milik Allah semata. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad yang tidak ada lagi Nabi setelahnya, kepada keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan.

Amma ba’du:
Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Fatwa di Saudi Arabia, pen) telah disodorkan beberapa pertanyaan mengenai permasalah yang tersebar di berbagai negeri yaitu dakwah penyatuan agama: Islam, Yahudi dan Nashrani. Dari pemikiran ini muncul pendapat tentang bolehnya membangun masjid kaum muslimin, gereja Nashrani dan tempat ibadah Yahudi dalam satu area secara bergandengan. Dakwah penyatuan agama ini juga membolehkan penerbitan tiga kitab (berisi Al Quran, Taurat dan Injil) sekaligus dalam satu cover. Masih banyak dampak dari dakwah ini dengan adanya perkumpulan dan berbagai pertemuan di belahan dunia barat dan timur.
Pertama: Di antara keyakinan pokok dalam Islam yang sudah pasti diketahui dan telah disepakati oleh seluruh (ulama) kaum muslimin (baca: ijma’) bahwa tidak ada di muka bumi ini agama yang paling benar selain agama Islam. Agama ini adalah penutup seluruh agama. Agama ini menghapus seluruh ajaran agama-agama sebelumnya. Tidak lagi tersisa di muka bumi yang menyembah Allah dengan benar selain agama Islam. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imron: 19)
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Maidah: 3)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imron: 85)
Yang dimaksud dengan Islam setelah diutusnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ajaran yang dibawa oleh beliau dan bukan yang dimaksud dengan ajaran selainnya.
Kedua: Yang juga termasuk pokok aqidah Islam yaitu Kitabullah (Al Qur’anul Karim) adalah kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah, Rabb semesta alam. Al Qur’an adalah penghapus kitab Taurat, Zabur, Injil dan seluruh kitab yang diturunkan sebelumnya. Al Qur’an adalah sebagai hakim (ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya, pen). Tidak ada satu pun kitab yang diturunkan saat ini yang memberi petunjuk untuk beribadah pada Allah dengan benar selain Al Qur’anul Karim. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai hakim terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (QS. Al Maidah: 48)
Ketiga: Seorang muslim wajib mengimani bahwa taurat dan injil telah dihapus dengan Al Qur’anul Karim Perlu diketahui bahwa Taurat dan injil telah mengalami penyelewengan, penggantian, penambahan dan pengurangan sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim. Di antaranya kita dapat melihat pada ayat,
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat).” (QS. Al Maidah: 13)
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. ” (QS. Al Baqarah: 79)
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. ” (QS. Ali Imron: 78)
Oleh karena itu, setiap ajaran yang benar yang ada dalam kitab-kitab sebelum Al Qur’an, maka ajaran Islam sudah menghapusnya (menaskh-nya). Selain ajaran yang benar tersebut berarti telah mengalami penyelewengan dan penggantian. Ada riwayat yang shahih yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah marah ketika Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu melihat-lihat lembaran taurat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا بْنَ الخَطَّابِ؟ أَلَمْ آتِ بِهَا بَيْضَاءُ نَقِيَّةٌ؟! لَوْ كَانَ أَخِيْ مُوْسَى حَيًّا مَا وَسَعَهُ إِلاَّ اتِّبَاعِي رواه أحمد والدارمي وغيرهما.
Apakah dalam hatimu ada keraguan, wahai Ibnul Khottob? Apakah dalam taurat (kitab Nabi Musa, pen) terdapat ajaran yang masih putih bersih?! (Ketahuilah), seandainya saudaraku Musa hidup, beliau tetap harus mengikuti (ajaran)ku.” (HR. Ahmad, Ad Darimi dan selainnya)[1]

Keempat: Di antara keyakinan pokok dalam Islam yaitu nabi dan rasul kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para nabi dan rasul. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)
Oleh karena itu, tidak ada rasul yang wajib diikuti selain Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seandainya ada salah satu Nabi dan Rasul Allah hidup ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, maka ia pun harus mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi tersebut diharuskan mengikuti beliau, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya“. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”. ” (QS. Ali Imron: 81)
Begitu pun dengan Nabi Allah ‘Isa ‘alaihis salam. Ketika beliau turun kembali di akhir zaman, beliau akan mengikuti Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akan berhukum dengan syari’at Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. ” (QS. Al A’rof: 157)
Begitu pula yang termasuk pokok keyakinan dalam Islam yaitu diutusnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah umum untuk seluruh manusia. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’: 28)
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.” (QS. Al A’rof: 158) Dan masig banyak ayat lainnya yang serupa dengan ini.
Kelima: Yang juga termasuk ajaran pokok dalam agama ini adalah wajib diyakini bahwa setiap orang yang tidak masuk Islam baik Yahudi, Nashrani dan lainnya, maka mereka itu kafir. Penamaan kafir pada mereka adalah setelah datang penjelasan (hujjah) pada mereka. Mereka adalah musuh Allah dan Rasulullah serta musuh orang-orang beriman. Mereka nantinya termasuk penghuni neraka. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ
Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.” (QS. Al Bayyinah: 1).
Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al Bayyinah: 6)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ
Dan Al Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya).” (QS. Al An’am: 19)
هَذَا بَلَاغٌ لِلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوا بِهِ
(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya.” (QS. Ibrahim: 52)
Ada sebuah riwayat dalam shahih Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya. Tidak ada seorang pun dari umat ini (yaitu Yahudi dan Nashrani), lalu ia mati dalam keadaan tidak beriman pada wahyu yang aku diutus dengannya, kecuali ia pasti termasuk penduduk neraka.[2]
Oleh karena itu, siapa saja yang tidak mengkafirkan Yahudi dan Nashrani, maka ia juga ikut kafir. Hal ini berdasarkan kaedah syar’iyah,
مَنْ لَمْ يَكْفُر الكَافِرَ بَعْدَ إِقَامَةِ الحُجَّةِ عَلَيْهِ فَهُوَ كَافِرٌ
Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang kafir setelah ditegakkan hujjah (penjelasan) baginya, maka ia kafir.

Keenam: Setelah mengedapankan pokok-pokok keyakinan seorang muslim di atas, maka dakwah penyatuan agama dan pendekatan agama (lebih dikenal dengan pluralisme agama, pen) adalah dakwah yang menyesatkan. Tujuan dari dakwah semacam ini adalah ingin mencampurkan al haq (kebenaran) dan kebatilan, serta menghancurkan Islam dan pondasinya. Perbuatan semacam ini sama saja ingin mengajak seseorang murtad secara total. Hal ini dibenarkan dengan firman Allah Ta’ala,
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.” (QS. Al Baqarah: 217)
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). ” (QS. An Nisa’: 89)
Ketujuh: Dampak dari dakwah yang menyesatkan ini adalah meniadakan perbedaan antara Islam dan kekafiran, kebenaran dan kebatilan, perbuatan baik dan kemungkaran, serta menghancurkan perbedaan antara muslim dan kafir. Dakwah ini akan meniadakan keyakinan wala’ (loyal) dan baro’ (benci). Dakwah ini pun akan meniadakan berbagai jihad dan peperangan untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi ini. Padahal Allah Ta’ala berfirman,
قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. ” (QS. At Taubah: 29)
Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. ” (QS. At Taubah: 36)
Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala juga berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Ali Imron: 118)
Kedelapan: Sesungguhnya dakwah penyatuan agama (lebih dekat dengan istilah: pluralisme agama, pen) jika ini muncul dari seorang muslim, maka ini adalah suatu bentuk kemurtadan dari agama Islam dengan sangat nyata karena dakwah ini dapat betul-betul menggoyahkan keyakinan seorang muslim. Sunguh, dakwah ini telah meridhoi kekufuran pada Allah, membatalkan kebenaran Al Qur’an, menghapus ajaran syari’at dan agama sebelum Islam. Dari sini kita dapat menilai bahwa pemahaman ini tertolak mentah-mentah secara syar’i. Pemikiran semacam ini pun diharamkan secara pasti dengan berbagai dalil syar’i, baik Al Qur’an, As Sunnah, dan Ijma’ (konsensus ulama kaum muslimin).
Kesembilan: Berdasarkan pemaparan yang telah lewat, maka kami katakan,
  1. Tidak boleh bagi seorang muslim yang meyakini bahwa Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi dan Rasul mengajak, mendorong dan menunjuki pada pemikiran sesat semacam ini di tengah-tengah kaum muslimin. Bahkan seseorang tidak boleh menerima dakwah ini, mengikuti muktamar, perkumpulan atau menyebarkan dakwah semacam ini.
  2. Tidak boleh bagi seorang muslim menerbitkan taurat dan injil secara bersendirian. Lebih-lebih lagi jika keduanya dicetak dalam satu sampul bersama Al Qur’anul Al Karim? Barangsiapa yang melakukan hal ini atau menyeru padanya, maka ia berarti telah berada dalam kesesatan yang nyata karena ia telah mencampur adukkan antara al haq (kebenaran) yang ada pada Al Qur’anul Karim dengan kitab yang telah mengalami penyelewengan atau kebenarannya telah dimansukh (dihapus) yaitu pada Taurat dan Injil.
  3. Sebagaimana pula tidak boleh seorang muslim menerima ajakan untuk membangun masjid, gereja dan tempat ibadah lainnya dalam satu area secara berdampingan karena hal ini sama saja mengakui ajaran agama selain Islam yang menyembah Allah tetapi bukan lewat jalan Islam dan ini sama saja mengingkari kebenaran agama Islam atas agama-agama lainnya.
Sedangkan dakwah yang mengajak pada penyatuan tiga agama (Islam, Yahudi dan Nashrani) dan menyatakan bahwa siapa saja boleh beragama dengan salah satu dari tiga agama tersebut, juga menyatakan bahwa ketiga-tiganya itu sama-sama benarnya, dan Islam sendiri tidak menghapus agama-agama sebelumnya, maka tidak diragukan lagi bahwa mengakui dan meyakini atau ridho pada ajaran semacam ini adalah suatu kekafiran dan kesesatan. Alasannya, karena hal ini telah menyelisihi banyak ayat Al Qur’anul Karim yang begitu tegas, menyelisihi As Sunnah yang suci dan Ijma’ (konsensus) ulama kaum muslimin. Begitu juga termasuk kesesatan jika ada yang menyandarkan penyelewengan Yahudi dan Nashrani pada Allah, -Maha Suci Allah dari hal ini-. Contohnya, menyebut gereja dan tempat ibadah mereka dengan baitullah (rumah Allah) atau menganggap bahwa orang yang beribadah di tempat tersebut adalah orang yang menyembah Allah dan ibadahnya itu diterima di sisi Allah. Ini semua jelas tidak dibolehkan. Karena ibadah yang mereka lakukan bukan menempuh jalan Islam. Padahal Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imron: 85).
Bahkan kita katakan bahwa tempat ibadah mereka adalah tempat ibadah yang di mana di dalamnya terdapat perbuatan kufur pada Allah, sedangkan kita meminta perlindungan pada Allah dari kekufuran dan pelakunya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ Al Fatawa (22/162) mengatakan, “Tempat ibadah Yahudi dan gereja Nashrani sama sekali bukanlah rumah Allah (baitullah). Yang termasuk rumah Allah hanyalah masjid. Tempat ibadah mereka adalah tempat yang berlangsung kekufuran pada Allah, walaupun mereka berdzikir di dalamnya. Yang namanya tempat ibadah adalah tergantung orang yang beribadah di dalamnya. Orang yang beribadah dalam gereja atau rumah ibadah tersebut adalah orang-orang kafir. Maka lebih pantas disebut tempat ibadah orang kafir.”
Kesepuluh: Yang patut diketahui bahwa mendakwahi orang kafir secara umum dan ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) secara khusus adalah kewajiban kaum muslimin berdasarkan dalil tegas dari Al Qur’an dan As Sunnah. Namun hal ini dilakukan dengan memberikan penjelasan dan saling berargumen dengan cara  yang baik, tidak sampai mengorbankan ajaran Islam. Jalan ini ditempuh agar mereka bisa tunduk dan masuk Islam atau sebagai hujjah bagi mereka. Dari sini, celakalah siapa saja yang enggan mengambil petunjuk dan selamatlah yang benar-benar mengikuti petunjuk. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. ” (QS. Ali Imron: 64)
Namun apabila berargumen, mengadakan diskusi dan debat dengan mereka dilakukan agar kaum muslimin bisa mengikuti kemauan dan maksud mereka sehingga membatalkan ikatan Islam dan Iman seseorang, maka ini adalah suatu kebatilan. Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman sungguh mencela sikap semacam ini. Semoga Allah melindungi kita dari apa yang mereka perbuat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ
Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (QS. Al Maidah: 49)
Al Lajnah Ad Daimah telah menetapkan beberapa hal yang telah disebutkan sebagai peringatan untuk setiap muslim. Ini adalah nasehat untuk kaum muslimin secara umum dan orang yang berilmu secara khusus agar mereka selalu bertakwa pada Allah, merasa selalu diawasi oleh-Nya, dan berusaha memperjuangkan Islam dan melindungi aqidah kaum muslimin dari berbagai kesesatan, ajakan kesesatan, kekufuran dan pelakunya. Mereka pun hendaklah memerintahkan kaum muslimin untuk berhati-hati dengan ajaran kekufuran dan sesat yaitu ajaran yang mengajak pada penyatuan agama, jangan sampai terikat dengan jaring-jaringnya. Kami memohon perlindungan pada Allah agar setiap muslim  terselematkan dari berbagai kesesatan yang hadir dan tersebar di negeri-negeri kaum muslimin.
Kami memohon pada Allah dengan nama-nama-Nya yang husna (terbaik), dan sifat-Nya yang mulia agar melindungi seluruh kaum muslimin dari berbagai kesesatan dan fitnah (musibah). Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang mendapat petunjuk. Semoga Allah melindungi umat ini dengan memberi petunjuk dan cahaya iman sampai kita bertemu dengan Rabb kita dalam keadaan Dia ridho.
Wa billahit taufiq, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.
Yang menandatangani fatwa ini:
Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Tetap Riset Ilmiyyah dan Fatwa Saudi Arabia)
Ketua: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz
Wakil Ketua: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh
Anggota: Syaikh Bakr Abu Zaid, Syaikh Sholih Al Fauzan.
Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’ no. 19402, 12/275-284, Darul Ifta’
Pangukan-Sleman, 6 Shofar 1431 H.
Penerjemah: Muhammad Abduh Tuasikal
diambil dari Artikel www.muslim.or.id

[1] HR. Ahmad (3/387), Ad Darimi dalam Al Muqoddimah (1/115-116), Al Bazzar dalam Kasyful Astar (1/78-79) no. 124, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah (1/27) no. 50, Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih (Bab Menelaah Kitab Ahli Kitab dan Riwayat dari Mereka) 1/24. [2] HR. Muslim dalam Al Iman (153), Musnad Ahmad bin Hambal (2/317)
Leia Mais

Alkitab Adalah Ayat Setan


 
Alkitab adalah sebuah Kitab Suci yang penuh dengan kepalsuan. Kitab Suci ini mampu dan akan mampu menghasut para penganut Kristen yang mengimani Alkitab untuk berbuat fasik. Alkitab sejatinya bukan fiman Tuhan sebagaimana yang diyakini orang-orang Kristen.
 Saat para sejarawan Kristen mencoba menelusuri keaslian Alkitab, namun mereka menemui kebuntuan karena Alkitab yang asli tidak ada lagi, atau musnah. Bahkan Stefan Leks, seorang pakar Bibliologi Katolik mengatakan “Diseluruh dunia tidak usah dicari teks asli Kitab Suci Alkitab, sebab teks itu memang tidak ada”. Karena Alkitab terlalu sering dan banyak diterjemahkan maka tentunya Alkitab sudah dimanipulasi dan diterjemahkan sesuai dengan hawa nafsu penulisnya—setan. Maka dari itu, Alkitab berisi pernyataan-pernyataan yang sangat tidak masuk akal, tidak beradab, dan sangat tidak mendidik. Dalam Alkitab, terdapat pula kata-kata cabul, sadistis, penghinaan kepada Allah dan Nabinya dan lain-lain.
  Berikut pemaparan yang sangat ringkas mengenai pernyataan-pernyataan cabul dan sadistis dalam Alkitab.
 A.    Kitab Suci Paling Cabul yang Pernah Ada
 Seorang Profesor Perjanjian Lama di Union Theological Seminary, Daud M. Carr, dalam bukunya The Erotic Word memandang bahwa Alkitab merupakan Firman Tuhan yang erotis. Nyatanya memang, Alkitab adalah sebuah kitab porno terbesar. Lihat saja, dalam Alkitab banyak diceritakan tentang ketelanjangan, pemerkosaan, perzinahan, sodomi, prostitusi, hubungan sedarah, hamil di luar nikah, pesta seks semalam suntuk, lesbianisme, orgasme, oral seks, penyebutan buah dada, zakar, dan lain-lain.
Diantaranya adalah kutipan Yehezkiel 23:1–21 “….Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya, di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang…” “…Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu”. Lalu dalam Kidung Agung 7:7-8 “7) Sosok tubuhmu seumpama pohon kurma, dan buah dadamu gugusannya. 8) Kataku: Aku ingin memanjat pohon kurma itu, dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur…”
Masih banyak lagi kata-kata seumpama diatas, diantaranya: Yehezkiel 16:22-38, Ulangan 23:1-2, Hosea 3:1, Kidung Agung 4:1-7, Kejadian 19:30-38, II Samuel 1:2-27, I Raja-raja 1:1-3, Kejadian 38:13-19, II Samuel 16:21-23, II Samuel 13:7-14, Kejadian 35:22.
 Bahkan, Nabi pun tidak luput dari penghinaan Alkitab. Alkitab menggambarkan bahwa Nabi Luth A.s. bersetubuh dengan kedua puterinya setelah beliau diperdaya oleh keduanya dengan minuman anggur. Nabi Ibrahim A.s menyuruh hambanya untuk memegang kemaluannya. Nabi Ya’kub A.s meniduri Lea anak Laban, beliau juga meniduri Rahel, saudarinya. Nabi Daud A.s memperkosa Batsyeba, isteri tetangganya hingga hamil setelah mengintip Batsyeba yang sedang mandi.
 Dalam kacamata Islam, para Nabi tidak mungkin berbuat seperti itu. Karena para Nabi adalah utusan Allah yang dibimbing ke jalan yang lurus dan sangat tidak mungkin melakukan dosa.
 Kita dapat membaca dengan jelas mengenai cerita-cerita cabul dan tidak senonoh yang terdapat dalam separuh isi alkitab. Saya lebih memandang Alkitab sebagai firman dari setan dibandingkan dari tuhan. Inilah kitab paling cabul yang pernah ada. Kitab ini lebih berbahaya daripada majalah paling porno sekali pun. Saya memandang begitu karena Alkitab adalah sebuah kitab yang dibaca dan diimani oleh separuh penduduk dunia. Alkitab mampu mendoktrin pikiran-pikiran pembacanya sehingga gaya hidup pembacanya sesuai dengan isi Alkitab yang porno.
Maka tidak heran jika dunia barat yang rakyatnya hampir semua beriman kepada Alkitab menghalalkan pornografi dan pornoaksi bahkan perzinahan. Kita bisa melihat hanya dengan menonton film barat yang mayoritas fulgar dan pemuja selangkangan.
 B.     Kata-kata Sadistis dalam Alkitab
 Ksatria Salibis dalam Perang Salib abad ke-12 yang membantai dan menyiksa siapa saja yang dianggap menjadi musuh-musuhnya telah terdoktin oleh kata-kata dalam Alkitab. Saat mereka menyiksa dan membantai siapa saja yang dianggap musuh mereka, mereka menukil ayat perjanjian lama dalam Alkitab dan membenarkan apa yang mereka lakukan. Ahmad Riznanto dalam bukunya Nabi Isa yang Ternoda menyebutkan pada Perang Teluk, seorang pembom F-16 telah menuliskan Yesaya 21:9 pada bom-bomnya. Michael Griffin membunuh Dr. David Gunn pada tanggal 10 maret 1993 karena terinspirasi Kejadian 9:5-6.
 Kalimat-kalimat sadis banyak terdapat dalam Alkitab seperti gantunglah mereka, patoklah kepalanya, perkosa dan bunuhlah, bunuh dan musnahkanlah, bakar mereka, makanlah anak-anakmu, bencilah keluargamu dan banyak lagi.
 Nabi Daud A.s dikisahkan menjagal 22.000 orang tawanan Aram (Syiria) setelah gencatan senjata dari pertempuran. Nabi Musa A.s diceritakan pernah memerintahkan pembunuhan terhadap 100.000 orang pemuda dan 68.000 perempuan yang tak berdaya. Padahal kita telah tahu sendiri bahwa seorang Nabi tidak mungkin berbuat perbuatan yang bisa mencelakakan seseorang walaupun kepada wanita kafir sekalipun. Terlebih lagi yang dikisahkan bahwa Nabi Daud A.s membunuh tawanan setelah mereka menyerah. Ini membuktikan bahwa Nabi Daud A.s tidak berprikemanusiaan. Sementara tidak mungkin seorang nabi bersifat fasik.
 Allah juga tidak luput dari hinaan Alkitab. Dikisahkan Tuhan membunuh semua anak sulung. Tuhan membantai orang berkulit hitam. Tuhan memerintahkan berzinah. Tuhan menyetujui aborsi dan banyak lagi.
 Jelas sudah bahwa Alkitab adalah sebuah kitab yang berisi ‘firman setan’ yang menginginkan kerusakan dan kerusuhan di muka bumi. Dr. Jim Walker dalam bukunya The Dark Bible mengatakan “Bahkan hari ini, peperangan yang paling kejam, terorisme, dan kejahatan-kejahatan juga terjadi di seluruh bumi berdasarkan kepercayaan-kepercayaan Agama masa lampau, banyak diantaranya secara langsung berasal dari ayat-ayat dalam perjanjian lama dan perjanjian baru (Alkitab)”.
 Merekalah Orang-orang Bodoh yang Tidak Mengerti Sejarah dan Sains
            Namun, tetap saja ada orang-orang yang berdalih bahwa bukan hanya Alkitab yang terdapat kata-kata seperti itu. Mereka berpendapat bahwa dalam Al-Qur’an juga ada ayat semacam itu; surat Al-Maaidah ayat 33 disebutkan perbuatan potong tangan dan kaki, disalib, dibunuh dan diasingkan. Tapi ayat tersebut berbeda sangat jauh ketimbang ayat-ayat setan Alkitab. Dalam Alkitab kata-kata sadis atau pun porno berbentuk cerita, sehingga membawa pembacanya untuk larut dalam jalan cerita. Tidak beda dengan cerita-cerita porno dalam majalah porno. Sedangkan Al-Qur’an, kata-kata tersebut adalah sebuah syariat, peraturan dan bentuk hukuman yang logis.
 Orang yang mengimani Alkitab adalah orang yang bodoh dan tidak mengenal prikemanusiaan. Mereka bodoh karena bisa dibodohi oleh kitab suci mereka—Alkitab. Tidak berprikemanusiaan karena mengimani kalimat-kalimat sadistis dalam Alkitab. Penulis heran, bagaimana bisa mereka beriman kepada sebuah kitab yang lebih berbahaya dari pada majalah porno, lebih sadis dibandingkan film perang dan lebih gak  jelas dari pada hal yang abstrak.
 Sementara, lebih bodoh lagi orang-orang yang menghina Al-Qur’an. Tidak bisa dipungkiri lagi oleh kita semua bahwa Al-Qur’an lebih baik dan mulia dibandingkan Alkitab. Mereka yang menghina Al-Qur’an menganggap bahwa Alkitab yang mereka peluk lebih baik. Padahal, mereka hanyalah orang bodoh berotak udang yang tidak mengerti sejarah dan sains.
 Sejarah mencatat bahwa Galileo Galilei, Copernicus, dan Bruno dibakar hidup-hidup karena mengatakan bahwa bumi yang mengelilingi matahari dan semua orang mengetahui itu berarti bertentangan dengan dalil dalam Alkitab yang menyatakan sebaliknya—matahari yang mengelilingi bumi.
 Dalam Alkitab, Kejadian 1:1-19 menerangkan bahwa penciptaan alam raya terjadi dalam empat hari. Tuhan menciptakan terang, gelap, tumbuh-tumbuhan dan semua yang ada di bumi dalam tiga hari. Baru pada hari ke empat tuhan menciptakan matahari
Sedangkan Al-Qur’an mengatakan bahwa bulan mengorbit dan mengelilingi bumi. Tidak hanya itu, matahari pun yang memang berjalan dan beredar dipinggir galaksi bimasakti, sudah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 29.
Terdapat lebih banyak lagi ketidakilmiahan yang terdapat dalam Alkitab. Namun, untuk menepis ketidakilmiahan Alkitab tersebut, sarjana Kristen, John Young menulis bahwa ketidakilmiahan Alkitab menunjukan kitab itu memang bukanlah kitab yang ditulis untuk tujuan ilmiah. Lalu jika memang begitu, mengapa Alkitab memuat data-data ilmiah yang sangat terperinci?
Jelaslah ketidakilmiahan Alkitab di depan kita, kemudian sekarang, ada orang-orang berotak dengkul yang menghina, menginjak dan memperlakukan Al-Qur’an seperti kotoran manusia!! Dengan begitu mereka mengklaim Alkitablah lebih baik. Sebenarnya, dimanakah otak orang-orang Kristen, terutama yang menghina Al-Qur’an!!?
 Oleh : Ahmed Othman
I love Jesus Alaihissalam,  because I’m Moslem
[muslimdaily.net]
Leia Mais

Kecoa Berdiskusi Antarsesama Memilih Makanan Terbaik

Kecoa
Kecoa saling memberikan usulan diantara serangga ini untuk menentukan sumber makanan terbaik dengan komunikasi melalui bahan kimia, demikian menurut para ilmuwan.
Serangga ini dapat melakukan keputusan kolektif terkait sumber makanan terbagus.
Penelitian yang dilakukan Universitas Queen Mary, London ini membantu menjelaskan fakta terkait kecoa yang sering terlihat berkumpul di tempat makanan di dapur-dapur.
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Behavioural Ecology and Biology.
Dr Mathiee Lihoreau dari unit Biologi dan Kimia Universitas Queen Mary yang memimpin penelitian itu mengatakan orang lebih cenderung untuk mematikan kecoa dan bukannya mempelajari serangga itu.
"Saya dapat mengerti itu," katanya kepada BBC. "Namun dengan mematikan serangga itu, kita tidak tahu tentang kebiasaan kecoa."
Kecoa
Kecoa mengambil keputusan kolektif untuk menentukan makanan
Pada umumnya kecoa dianggap sebagai serangga yang berusaha secara individu, namun "itu sama sekali tidak benar," kata Dr Lihoreau. "Siapapun yang pernah melihat kecoa di rumah mereka akan tahu bahwa kecoa bergerak secara bergerombol."
Dr Lihoreau dan koleganya mempelajari pilihan makanan sekelompok kecoa.
"Kami melepas serangga itu ke satu tempat kecil dan ada dua sumber makanan yang mirip," katanya. "Bila mereka tidak berkomunikasi, yang kami perkirakan adalah mereka akan membagi dua sumber makanan itu secara merata."
Namun serangga-serangga itu tampaknya memiliki keputusan bersama untuk menentukan mana yang akan dimakan.
"Kami tidak tahu bagaimana serangga itu berkomunikasi namun kami tahu mereka menggunakan bahan kimia," kata Dr Lihoreau. "Itulah tahap kedua yang akan kami pelajari, untuk mengetahui bahan kimia apa yang digunakan untuk berkomunikasi.
"Pengamatan ini dan simulasi model matematika menunjukkan bahwa kecoa berkomuniasi dengan kontak secara dekat saat mereka sudah berada di sekitar sumber makanan."
Penelitian ini dapat digunakan lebih lanjut dalam upaya membasmi serangga dengan menciptakan bahan yang lebih efektif.
Leia Mais

Imam Masjidil Haram: Menyingkirkan Blokade di Gaza Fardhu Kifayah


MAKKAH (voa-islam): Imam dan khatib Masjidil Haram, Syekh Saleh bin Muhammad Al Thalib menegaskan dalam khotbah Jumat kemarin, bahwa orang-orang Arab dan muslimin harus menyadari bahwa blokade yang dikenakan ke atas Gaza bukan blokade kepada rakyat Gaza saja, tetapi merupakan blokade atas martabat dan kehendak umat Islam, dan merupakan tantangan bagi setiap orang yang merdeka di seluruh dunia.

Syekh Saleh mengatakan bahwa menyingkirkan blokade  dari rakyat Gaza hukumnya fardhu kifayah atas umat Islam, dan merupakan amanah di pundak setiap orang merdeka dan terhormat di dunia ini, dan hendaklah umat tidak berhemat dalam usahanya untuk itu dan mengerahkan seluruh kekuatan politiknya untuk mengangkat ketidakadilan dan menyingkirkan blokade dan mengakhiri penjajahan,beliau mencatat bahwa rela dengan kondisi seperti ini berarti mengumumkan percepatan hukuman dari Allah, dan tanda kelemahan iman.

Syekh mengatakan: Tidak ada yang bisa melupakan pemandangan blokade di Palestina dan penjajahan yang berkelanjutan dan penentangan yang terang-terangan terhadap setiap prinsip dan undang-undang, ketika para pembunuh menolak untuk berhenti melakukan pembunuhan, hari demi hari mereka menegaskan kepada dunia nyata seperti yang disebutkan Al-Quran bahwa mereka manusia yang paling memusuhi orang-orang yang beriman.

Dia menambahkan: Kita harus berhenti sejenak untuk mencatat apresiasi kita kepada orang yang merdeka di seluruh dunia dan masyarakat yang mulia dari setiap etnis yang terbebas dari belenggu media Zionis dan penyesatan dunia untuk mengumumkan penolakan mereka terhadap ketidakadilan dan kutukan mereka terhadap serangan itu dan tuntutan mereka untuk menyingkirkan blokade dari keluarga kita di Gaza, barangkali itu awal dari kebangkitan umat yang mengecam ketidakadilan yang berkepanjangan.

Syeikh Alu Thalib menggesa seluruh rakyat Palestina untuk mempersiapkan sarana kemenangan mereka dan berusaha memperoleh kepercayaan dunia dengan menyatukan kalimat dan barisan mereka setelah jujur kepada Allah Rabb mereka".
(ar/islammemo)
Leia Mais
 
Template designed using AgungKarebaTemplate Cinemateca, Criado Por: AgungKareba.