Dari Qatadah ra, dari Anas ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.’ (HR. Bukhari)

Minggu, 30 Mei 2010

'Semakin Panik Israel, Semakin Lucu'

Insani Yardim Vakfi (IHH) akui semakin banyak skenario ancaman Israel
Hidayatullah.com & Sahabat Al-Aqsa--Di Atas Mavi Marmara—Setelah hampir 20 jam lamanya Mavi Marmara dalam keadaan stationary (diam) di posisi 180 mil dari pantai Gaza, Presiden Insani Yardim Vakfi (IHH) Fahmi Bulent Yildirim mengakui menerima berbagai skenario ancaman Israel terhadap kafilah kemanusiaan Freedom Flotilla.

Termasuk dalam ancaman itu adalah bahwa pasukan bersenjata Israel akan menembakkan gas air mata  dan memaksa masuk ke dalam kapal dalam usaha mencegah kafilah mencapai Gaza. “Kalau skenario ini yang mereka ambil, kami sudah siap,” ujar Bulent di media room Mavi Marmara.

“Pertahanan kita sederhana dan basic. Mereka tidak boleh masuk kapal ini. Kalau mereka memaksa terus, maka itu artinya mereka melanggar hukum internasional.”

Ketika ditanya apa modal Freedom Flotilla mencegah masuknya pasukan Israel ke dalam kapal, Bulent menjawab, “Kita tidak punya senjata apa pun di sini, bahkan sebatang paku pun tidak. Tapi kita punya kemauan.”

Bulent mengingatkan bahwa penumpang termuda di atas Mavi Marmara adalah seorang bayi di bawah usia satu tahun, dan seorang lagi anak berusia delapan tahun, yang adalah anggota keluarga Anak Buah Kapal (ABK).

“Sejauh ini semua pernyataan yang datang dari Israel bersifat negatif dan justru merugikan Israel sendiri… Apa pun keputusan Israel saat ini, mereka dalam posisi sulit. Kalau dia menerima kita masuk, maka dia akan malu tetapi kalau dia menolak kita masuk ke Gaza pun Israel akan harus berhadapan dengan tekanan internasional.”

Kalau Israel memang negara demokratis sebagaimana pengakuannya selama ini, maka “Israel harus mengizinkan kita masuk, karena kita hanya membawa bantuan kemanusiaan.”

Namun Israel adalah sebuah negara yang didirikan lewat agresi militer dan banyak aksinya yang berdasar pada arogansi dan pameran kekuatan militer.

“Kita akan terus maju dan kita akan masuk ke Gaza. Palestina bukan sekedar urusan Palestina, Laut Tengah ini bukanlah satu-satunya wilayah yang terpengaruh oleh masalah ini. Seluruh dunia akan terpengaruh (oleh situasi ini) mulai dari Jakarta sampai Kuala Lumpur sampai London sampai Islamabad.”

“Kalau sampai terjadi sesuatu pada kafilah ini, seluruh dunia akan bersatu memprotes. Terlalu mahal harga yang akan harus Israel bayar kalau dia mencegah kita masuk. Israel akan harus mempertanggungjawabkan ini kepada seluruh dunia.”

Lucu


Menurut Bulent, semakin lama Israel terus membuat pernyataan-pernyataan yang semakin lucu mengenai Freedom Flotilla – bahkan di saat seisi dunia memandang dan mengetahui situasi yang sesungguhnya. “Ironisnya adalah bahwa Israel, dengan seluruh kekuatan militernya itu, terus saja memperlakukan Gaza dengan cara seperti ini dan terus mempersulit kita masuk. Kami ini organisasi kemanusiaan, harusnya kami yang merasa ngeri dan takut karena perlakuan Israel ini. “

Terlepas dari semua ancaman itu, kata Bulent, “kita akan berhasil masuk Gaza Insya-Allah.”

Timeframe


Menurut Bulent, diamnya Freedom Flotilla di posisinya sekarang ini masih ada di dalam kerangka waktu yang diperkirakan oleh IHH sejak awal. Dikabarkan bahwa pada saat ini sejumlah anggota parlemen dari sejumlah negara pendudung kafilah ini masih mengalami kesulitan untuk menyusul dan bergabung dengan Mavi Marmara.

Saat ini mereka berada di antara Cyprus Yunani dan Cyprus Turki dan “kami masih menanti.” Bulent meminta agar semua di atas kapal “bersabar dan kita lihat nanti bagaimana perkembangannya.”

Termasuk dalam negara-negara yang sudah disebutkan mendukung kafilah Freedom Flotilla adalah Prancis, Brazil, Chile, Italia, Meksiko, Belgia dan beberapa negara Eropa lainnya. “Namun kami masih menunggu dukungan dari negara-negara lain.”

Ketika ditanya kemungkinan PBB campur tangan dengan cara memeriksa berbagai barang bawaan serta penumpang Freedom Flotilla, Bulent menjawab, “Kami tidak akan pernah mengizinkan Israel masuk dan memeriksa kami. Kalau PBB, kami akan diskusikan lagi nanti.”

“Kami hanya organisasi kemanusiaan yang membawa bantuan. Adalah harapan tulus kami bahwa pada akhirnya situasi krisis ini akan segera diselesaikan dengan baik. Harap Anda semua yakin bahwa tidak akan satu orang di pun di sini akan terluka, tidak akan ada setetes darah pun tertumpah.” [Dzikrullah, Santi Soekanto, Surya Fachrizal/www.hidayatullah.com]
keterangan foto: Bulent (yang di tengah) diapit dua penterjemahnya 
Salurkan Bantuan Anda untuk Palestina melalui; Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com
 
Template designed using AgungKarebaTemplate Cinemateca, Criado Por: AgungKareba.