Dari Qatadah ra, dari Anas ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.’ (HR. Bukhari)

Minggu, 20 Juni 2010

Halangi Pegawai Untuk Sholat, Perusahaan AS Terancam Hukuman

Di beberapa perusahaan Barat, para pegawai Muslim masih seringkali
 mengalami kesulitan dalam melaksanakan sholat lima waktu karena 
peraturan perusahaan yang menjadi diskriminasi agama. (Foto: WSJ)
Di beberapa perusahaan Barat, para pegawai Muslim masih seringkali mengalami kesulitan dalam melaksanakan sholat lima waktu karena peraturan perusahaan yang menjadi diskriminasi agama. (Foto: WSJ)
MINNESOTA (Berita SuaraMe


























Para pekerja Muslim di sebuah pabrik Arden Hills menuntut perusahaan tersebut untuk hak sholat lima kali sehari. Tuntutan hukum tersebut, diajukan bulan lalu di Pengadilan Distrik AS dengan sasaran Celestica, sebuah pabrik elektronik yang berbasis di Toronto, dan Adecco, sebuah agen pekerja sementara yang menyediakan pegawai untuk pabrik Arden Hills.
Pada 10 Juni 2010, Hakim Schiltz dari Pengadilan Distrik Minnesota menyangkal sebuah mosi untuk sebuah ringkasan keputusan yang dibawa oleh terdakwa, Perusahaan Celestica dan Adecco. Dalam kasus itu, dua puluh Muslim yang dulunya dipekerjakan oleh Celestica dan atau Adecco di sebuah pabrik di Arden Hills mengklaim bahwa mereka adalah korban dari diskriminasi keagamaan.
Sebagai Muslim, kewajiban para keagamaan yang paling penting dari para penggugat adalah melaksanakan sholat lima waktu setiap hari. Sebelumnya, pada musim semi 2005, penggugat diijinkan untuk mengambil waktu istirahat yang sebentar untuk berdoa. Bagaimanapun juga, para penggugat menuduh bahwa itu bermula pada musim semi 2005, mereka dilarang berdoa pada waktu-waktu yang penting.
Para penggugat juga berpendapat bahwa walaupun mereka tidak diijinkan untuk mengambil waktu sebentar untuk berdoa, yang lain secara rutin diijinkan untuk istirahat mandi atau merokok. Para penggugat menambahkan bahwa para terdakwa mengetahui tentang hal ini dan gagal dalam mengakomodasi kewajiban beragama mereka.
Para penggugat berpendapat bahwa para terdakwa baik itu memecat mereka atau memaksa mereka untuk mengundurkan diri pada musim gugur dan musim dingin 2005 karena konflik antara kewajiban agama mereka dan para tertuduh melanggar aturan baru mereka.
Menurut tuntutan hukum tersebut, para pekerja Muslim di pabrik tersebut diijinkan dengan fleksibel di waktu istirahatnya mengijinkan mereka untuk memenuhi kewajiban berdoanya tersebut. Bagaimanapun juga sebuah perubahan dalam kebijakan, mengamanatkan bahwa semua pegawai istirahat pada waktu yang ditentukan oleh perusahaan. Kemudian para pegawai Muslim didisiplinkan atau dipecat karena melanggar aturan baru tersebut. "Banyak dari penggugat dihukum karena melaksanakan istirahat sholat," Sofia Anderson, seorang jaksa dengan Nicholas Kaster dan Anderson yang mengerjakan kasus ini.
Tuntutan hukum tersebut berpendapat bahwa aturan baru tersebut melanggar hak sipil para pegawai. Menurut keluhan tersebut, kira-kira 100 pekerja sekarang dan yang dulu dapat dimasukkan ke dalam kelas. Pekerja mencari kerugian moneter, begitu juga dengan perintah yang mengamanatkan bahwa perusahaan tersebut membuat akomodasi yang masuk akal untuk kepercayaan keagamaan dari para pekerja Muslim.
Dalam arsip pengadilan, perusahaan membantah tuntutan tersebut bahwa aturan tempat kerja mengenai waktu istirahat diubah pada Mei 2005. Namun mereka berpendapat bahwa perjanjian yang sekarang tidak melanggar hak para pekerja. "Pada dasarnya, para penggugat menuntut bahwa mereka diijinkan untuk menghentikan pekerjaan dan menggunakan waktu tersebut untuk berdoa kapanpun mereka menganggap hal ini penting tanpa mengabaikan kebutuhan bisnis sah majikan mereka," Adecco didakwa atas responnya kepada tuntutan hukum tersebut. "Permintaan ini untuk sebuah 'akomodasi' tidak masuk akal dan akan menghasilkan kesulitan yang tidak pantas bagi para tergugat."
Persidangan dijadwalkan mulai pada 24 Agustus 2010. Para penggugat diwakili oleh James H. kaster, David E. Schlesinger dan Megan I. Brennan.
Pada 2002 Komisi Kesempatan Kesetaraan Kepegawaian AS (Equal Employment Opportunity Commision) menuntut perusahaan Oberto Sausage karena gagal mengakomodsi kepercayaan keagamaan para pekerja Muslim. Dalam kasus tersebut, para pegawai dipecat karena mengambil jam istirah yang tidak resmi untuk berbuka puasa selama bulan Ramadan.
Di bawah istilah sebuah persetujuan keputusan, perusahaan tersebut setuju untuk membayar $ 362.000 untuk kerugian dan untuk tidak terus melakukan praktik-praktik diskrimanasi lebih jauh lagi. (ppt/cp/mw) www.suaramedia.com
 
Template designed using AgungKarebaTemplate Cinemateca, Criado Por: AgungKareba.